Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Sehat? Bulu Tangkis Saja

Kompas.com - 06/05/2010, 18:06 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Bulu tangkis masih menjadi tumpuan prestise Indonesia di ajang internasional. Buktinya, olahraga yang satu ini tak pernah lepas menjadi penjaga tradisi medali emas Olimpiade bagi Indonesia.

Tercatat sejak 1992, bulu tangkis berperan mengibarkan Merah Putih pada perhelatan multi event paling akbar sejagad itu.

Tapi rupanya bulu tangkis tak sekadar menjadi olahraga prestise dan prestasi. Bulu tangkis sudah menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menjaga kesehatan. Dan bukan rahasia lagi olahraga ini tetap menjadi olahraga kedua terpopuler setelah sepak bola.

Memang bulu tangkis tak hanya olahraga yang populer karena prestasinya cukup mendunia. Tapi juga karena olahraga ini cukup murah, hanya bermodal raket dan shuttlecock. Malah tak asing anak-anak hanya menggunakan triplek sebagai pengganti raket.

"Lapangannya juga tak harus di dalam ruangan jika bukan bertujuan prestasi. Bisa di lapangan terbuka, bahkan di jalanan yang sepi atau garasi," ujar Michael Triangto, dokter PB PBSI, ditemui di Hall Bulu Tangkis Senayan, Kamis (6/5/10).

Malah beberapa pertandingan antarkampung (tarkam) masih menggelar pertandingan di luar gedung. Misalnya pada acara perayaan HUT RI atau acara-acara yang hanya mengejar kemeriahaan saja. Selain itu olahraga ini tak mengenal gender dan usia para pelaku. Bulu tangkis bisa dilakukan oleh pria dan wanita. Olahraga ini mengenal ganda campuran, bisa dimainkan secara bersama-sama.

"Sedikit berbeda dengan olahraga terpopuler di negeri ini, sepak bola. Ramai di kelompok putra tapi tidak di sektor wanita," ujar Michael.

Bulu tangkis juga bisa dimainkan oleh pelaku di segala usia, dari anak-anak sampai dewasa. Untuk sekadar bermain-main dan cari keringat, bisa saja si dewasa melawan anak-anak. Nah, dari segi kesehatan, gerakan-gerakan bulu tangkis, memiliki gerakan yang komplet.

"Bulu tangkis memiliki dua aspek sekaligus, yakni sebagai olahraga aerob dan anaerob," ujar Michael.

Aspek anaerobic pada bulu tangkis terbentuk saat pemain melakukan lari-lari monoton mengejar bola, atau mengayun-ayunkan raket tanpa lonjakan power.  Nah, aktivitas aerobic juga dimiliki bulu tangkis, misalnya saat melakukan smes. Malah ada nilai plus lain yakni koordinasi gerak di mana ada lari, melompat, dan melempar dalam waktu yang bersamaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com