Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Baik Vs Utang Buruk

Kompas.com - 15/06/2010, 11:21 WIB

Jika tak ingin terlilit utang buruk, yang harus dilakukan sebenarnya sederhana, yaitu mengetahui pola pengeluaran dan analisis mana yang tak penting atau tak diperlukan. Misalnya, ketika pergi berbelanja bulanan, Anda sering tergoda untuk membeli peranti elektronik atau aksesori, yang sebenarnya tak perlu dibeli. Hindarilah kebiasaan ini dengan meneguhkan niat atau buatlah daftar belanjaan yang mendetail sejak di rumah.

Alihkan juga pola pikir ketika berbelanja. Jangan berpikir, "Saya sudah bekerja keras, saya layak membeli baju seharga sekian juta atau berlibur ke Pantai X yang menghabiskan biaya berpuluh juta". Padahal nyatanya, utang kartu kredit Anda sudah membubung tinggi hingga jutaan rupiah. Bukankah lebih baik dana dialihkan untuk membayar cicilannya?

Bukan tidak boleh, lho, menggunakan kartu kredit. Tetapi, lebih baik gunakan untuk kebutuhan besar atau mendadak. Seperti ketika anggota keluarga sakit, kartu kredit bisa saja dipakai untuk membayar uang muka perawatan di rumah sakit sembari menunggu cairnya klaim asuransi kesehatan.

Jangan lupa juga untuk selalu membayar tagihan kartu kredit. Cobalah membayar lebih tinggi dari cicilan minimum, ya. Akan tetapi, lebih baik jika memprioritaskan membayar tagihan kartu kredit dengan bunga tertinggi dan tentukan batas maksimal pembayaran per bulan tanpa mengganggu kebutuhan primer lainnya.

Lalu, tagihan yang lainnya dibayar dengan cicilan minimum. Begitu tagihan dengan bunga tertinggi selesai, lanjutkan ke tagihan lain yang bunganya lebih tinggi lainnya setelah bunga yang pertama dan seterusnya.

Masih ada pilihan
Lantas bagaimana jika utang sudah merambat, apakah sudah terlambat? Yang terpenting adalah jangan panik karena tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperumit. Tetaplah fokus pada tujuan utama, yaitu melunasinya.

Meski membutuhkan waktu lama dan harus mengorbankan beberapa kebutuhan sekunder, pada akhirnya semua untuk kebaikan Anda, kan? Jangan juga melanjutkan kebiasaan berutang, tidak perlu panik jika melihat sesuatu yang ingin Anda beli. Selalu pikirkan baik-baik, apakah Anda benar-benar memerlukannya? Jika ya, Anda bisa menabung atau jika Anda kurang andal menabung, ikuti saja program tabungan berencana di bank.

Terakhir, pada dasarnya yang harus dicamkan adalah bukan berapa banyak dana segar yang dimiliki, melainkan apakah ada cara untuk membuat uang Anda "bekerja keras" sehingga bisa menghasilkan lebih banyak uang lagi seperti melakukan investasi.

(Astrid Isnawati/Tabloid Nova)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com