Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hepatitis Belum Menjadi Perhatian Dunia

Kompas.com - 25/06/2010, 07:02 WIB

Jakarta, Kompas - Penyakit hepatitis yang menyerang hati belum banyak mendapat perhatian. Padahal, jumlah pengidapnya terus meningkat. Terlebih lagi terdapat carrier atau pembawa penyakit tanpa gejala klinis sehingga tidak menyadari dirinya terinfeksi dan berpotensi menularkan kepada orang lain.

Demikian, antara lain, terungkap dalam The 3rd China-Indonesia Joint Symposium on Hepatobiliary Medicine and Surgery, Kamis (24/6). Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, dalam sambutannya, mengatakan, mayoritas pengidap hepatitis B terdapat di negara berkembang. Sekitar 75 persen pengidap hepatitis B dunia terdapat di wilayah Asia Pasifik.

Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi HBsAg sebesar 9,7 persen pada pria dan 9,3 persen pada wanita. Adapun prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi virus hepatitis B ditunjukkan dengan angka Anti-HBc sebesar 34 persen dan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia.

Untuk hepatitis C, ditunjukkan dengan angka anti-HCV positif sebesar 0,8 persen, dengan angka tertinggi pada kelompok usia 55–59 tahun, yaitu sebesar 2,12 persen.

Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Unggul Budihusodo mengatakan, pengobatan hepatitis B dan C masih menjadi beban besar masyarakat di negara berkembang. Biaya pengobatan masih besar sekitar Rp 800.000 per bulan untuk obat oral hepatitis B dan dibutuhkan waktu minimal enam bulan. Cara injeksi mencapai tiga kali lipat harganya. ”Untuk hepatitis B yang kemudian berkembang gejalanya, jika diobati peluang sembuh sekitar 55 persen, sedangkan peluang sembuh hepatitis C sekitar 70 persen,” ujarnya.

Endang mengatakan, sekalipun pengidap banyak di negara berkembang, teknologi dan fasilitas pencegahan serta pengobatan lebih banyak dimiliki negara maju yang justru bukan merupakan daerah endemis hepatitis B. Perhatian dunia terhadap penyakit tersebut juga dirasa masih kurang, walaupun hepatitis merupakan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat dunia.(INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com