Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes PSA Tekan Risiko Kematian Kanker Prostat

Kompas.com - 02/07/2010, 15:16 WIB

Kompas.com - Langkah pertama dalam mendiagnosis kanker prostat adalah dengan pemeriksaan prostate-specific antigen lewat pemeriksaan darah. Namun, penggunaan tes PSA sebagai alat uji pemindaian kanker prostat masih kontroversial. Tes ini tidak selalu dapat membedakan kanker dengan penyakit lain. Akibatnya, ada orang yang tidak menderita kanker harus mendapat tes lanjutan.

Di tengah perdebatan mengenai perlu tidaknya pemeriksaan PSA pada pria usia di atas 50 tahun, kelompok paling beresiko kanker prostat, para peneliti dari Swedia menyatakan bahwa kekhawatiran akan terjadinya diagnosa yang berlebihan tidak terbukti.

Penelitian dilakukan pada 20.000 pria yang dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang mendapat skrining kanker prostat PSA dan kelompok yang tidak dites. Setelah 14 tahun, angka kematian akibat kanker prostat berkurang hingga separuhnya pada kelompok yang mendapat skrining dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal itu terjadi karena jika kanker ditemukan pada stadium dini masih besar peluangnya untuk disembuhkan.

PSA diproduksi kelenjar prostat scara alami untuk mencairkan cairan mani. Namun, sebagian kecil PSA ini ikut dalam aliran darah. Jika kadar PSA dalam darah tinggi, ini mengindikasikan adanya peradangan, pembesaran atau kanker prostat.

Bila diduga adanya kanker prostat, dokter akan menganjurkan pemeriksaan ultrasonografi dan biopsi jarum untuk pengambilan jaringan. Sebagian dokter menganjurkan pemeriksaan PSA karena tes ini  merupakan satu-satunya alat yang dapat menemukan kanker kelenjar prostat sedini mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Macam Love Language dan Artinya, Kamu yang Mana? 

7 Macam Love Language dan Artinya, Kamu yang Mana? 

Feel Good
6 Cara Memakai Gua Sha agar Manfaatnya Maksimal

6 Cara Memakai Gua Sha agar Manfaatnya Maksimal

Look Good
Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Look Good
Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Look Good
Apa Itu Love Language?

Apa Itu Love Language?

Feel Good
Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Look Good
Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Look Good
Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Look Good
6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

Look Good
4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

Look Good
3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

Look Good
5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

Look Good
Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Feel Good
6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

Look Good
Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Look Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com