Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan Pentaskan Tari Sakral

Kompas.com - 26/07/2010, 02:21 WIB

Tradisi Perang Pandan itu digelar masyarakat setempat secara berkesinambungan setiap tahun, sebagai rangkaian kegiatan Ngusaba Desa dan kali ini akan digelar pada minggu depan.

Sedikitnya 15 pasang dari kedua kelompok yang saling berhadapan itu terdiri atas anak-anak, pemuda, dan orang tua.

Di tangan masing-masing peserta yang akan tampil itu terdapat sebuah "senjata" pandan berduri yang akan dipergunakan untuk melukai tubuh lawannya dalam sebuah perang.

Parimartha menambahkan, Perang Pandan diiringi dengan alunan musik tradisional Bali (gamelan). Makin keras suara gamelan, kedua pria yang saling berhadapan itu lebih semangat untuk saling menyerang.

Perang antardua kelompok itu diawasi oleh seorang wasit yang memimpin pertandingan tersebut. Ketika para pria bertemu dengan "musuhnya" dan masing-masing memegang satu ikat daun pandan berduri (satu ikat terdiri dari 20 batang) dan wasit memulai pertandingan tersebut, perang pun tidak bisa dihindari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com