Aryo Wisanggeni G
Ya, merkuri lebih dekat daripada Teluk Minamata di Jepang yang menggemparkan dunia pada 1950-an. Kasus pencemaran merkuri oleh Chisso Corporation, produsen pupuk kimia, karbit, petrokimia, dan plastik, di Minamata, Jepang, telah menyadarkan dunia akan risiko membuang langsung limbah merkuri ke alam.
Sedikitnya 1.629 orang meninggal karena keracunan limbah metil merkuri yang dibuang ke Teluk Minamata yang menyusup ke dalam ikan dan kerang tangkapan nelayan yang lantas beralih ke dalam tubuh warga yang mengonsumsi ikan dan kerang Teluk Minamata.
Penumpukan merkuri akhirnya merusak sistem saraf pusat manusia, menimbulkan berbagai gejala kerusakan saraf yang dikenal sebagai ”Penyakit Minamata”. Kandungan merkuri dalam tubuh seorang ibu ”diwariskan” kepada bayi yang disusuinya, menghasilkan anak yang cacat dan/atau menderita serebral palsi. Total jumlah korban pencemaran merkuri oleh
Berdasarkan laporan Environmental Protection Agency Amerika Serikat yang dikutip International Persistent Organic Pollutants Elimination Network, merkuri memengaruhi dan merugikan perkembangan otak dan sistem saraf. Merkuri dapat mengurangi kemampuan berpikir, memori, perhatian, penguasaan bahasa, keterampilan motorik hasil, dan keterampilan ruang visual.
Namun, keracunan merkuri tidak harus menunggu ulah industri membuang limbah ke sungai dan lautan. Pejabat program United National Environmental Programme, Desiree Navaez, membeberkan fakta betapa uap merkuri ada di mana-mana. Logam yang melebur pada suhu -38,87 derajat celsius itu menguap dalam suhu normal ruangan yang berkisar 25 derajat celsius-38 derajat celsius.
Merkuri adalah elemen yang tidak bisa diciptakan, sekaligus tidak bisa dihancurkan. ”Kandungan alamiah merkuri rata-rata 0,05 mg per kg pada kerak bumi. Secara alamiah, merkuri dilepaskan dalam proses pelapukan kerak bumi ataupun aktivitas gunung berapi. Akan tetapi, aktivitas manusia telah memperbesar pelepasan merkuri di atmosfer. Pembakaran batu bara di pembangkit listrik tenaga uap, produksi semen, pengolah minyak dan gas bumi, kesemuanya melepaskan merkuri ke atmosfer,” kata Navaez.