Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Tulis Sogan Tembus Eropa

Kompas.com - 21/09/2010, 04:32 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Batik tulis dengan pewarnaan yang menggunakan bahan alam produksi perajin di Yogyakarta menembus pasar negara-negara kawasan Asia dan Eropa.

Menurut pengelola Sogan Haritage di Desa Rejodani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lisa Sabung, Senin (20/9/2010), batik tulis dengan pewarna alami ini tidak hanya dijual ke berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga diekspor ke beberapa negara di kawasan Asia dan Eropa.

"Batik tulis sogan sampai sekarang sudah menembus pasar negara-negara di Asia, seperti Malaysia dan Singapura, serta Eropa dan Kanada," katanya.

Ia mengatakan, tidak hanya batik tulis dengan pewarna alami yang diekspor, tetapi juga batik tulis dengan perwarnaan sintetis atau menggunakan bahan kimia yang juga laku di pasaran Asia serta Eropa.

"Kami tidak rutin mengekspor batik tulis sogan, tetapi bergantung pada permintaan atau pesanan para calon pembeli di luar negeri. Rata-rata permintaan mereka antara 300 potong dan 500 potong kain batik tulis dengan pewarna alami dan sintetis dalam sekali pesan," katanya.

Lisa mengatakan, kain yang digunakan untuk membuat batik tulis ini terdiri atas dua jenis, yaitu katun dan sutra.

Menurut dia, peminat batik tulis dengan bahan katun lebih banyak, yaitu sekitar 80 persen, jika dibandingkan dengan peminat batik ini yang menggunakan kain sutra yang hanya 20 persen. "Ini karena batik dengan bahan kain katun dapat dipakai kapan saja, dan tidak terkesan formal," katanya.

Berbeda dengan batik yang menggunakan kain sutra, katanya, cenderung dipakai dalam acara formal.

Sementara itu, menurut Lisa Sabung, warna batik tulis sogan yang paling disukai konsumen adalah warna cerah. "Merah, hijau, dan kuning cenderung menjadi warna favorit karena terlihat elegan dan lebih muda bagi pemakainya," katanya.

Ia menyebutkan, harga kain batik tulis sogan, baik yang menggunakan pewarna alami maupun pewarna sintetis, antara Rp 200.000 dan Rp 300.000 per potong.

Sogan Haritage mempekerjakan 53 orang, semuanya ibu rumah tangga dari sekitar desa setempat. "Dengan jumlah tenaga kerja sebanyak itu, kami mampu memproduksi kain batik tulis sogan dengan pewarnaan alami ataupun sintetis rata-rata 500 potong per bulan," katanya.

Sedangkan kain batik yang dimodifikasikan dengan aplikasi, katanya,  mampu memproduksi rata-rata 100 potong per bulan.

Lisa mengatakan, keistimewaan batik tulis sogan bukan pada motifnya, tetapi proses membatiknya dan inovasi warna dalam setiap desain.

"Kami ingin menonjolkan proses membatiknya, yakni menggunakan alat manual, tidak menggunakan cara printing, serta ingin menyajikan warna batik yang elegan, cerah, dan tidak terkesan monoton," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com