Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan Lupus

Kompas.com - 29/10/2010, 02:36 WIB

Album ketiga berisi delapan lagu yang semuanya diciptakan Veena. Ia baru melemparkan single, yakni ”Bulan, Bintang, dan Malam”, akhir September lalu. ”Pengerjaan album itu saya lakukan untuk menyalurkan bakat, hobi, sekaligus penyemangat hidup di tengah derita lupus,” katanya.

Veena mulai merasakan ada yang tak beres dalam tubuhnya sejak sekolah dasar. Ia mudah pingsan jika terkena terik matahari, sering mimisan, dan pusing. Gejala itu menghebat saat Veena berusia 21 tahun. Gejalanya kian beragam, seperti rematik hingga tidak sanggup berjalan. Bahkan, dalam suatu pemeriksaan, Veena sempat divonis menderita leukemia.

”Diagnosisnya selalu berbeda. Dokter sempat mengira saya kena demam berdarah, soalnya trombosit anjlok. Malah, saya pernah hampir koma,” ujarnya.

Kesehatannya kini naik-turun. Karena itu, Veena benar-benar menyiapkan stamina. Saat benar-benar fit, ia baru bekerja secara maksimal, baik rekaman maupun pentas. ”Saya enggak mau kolaps lagi. Enggak mau mengulang pengalaman waktu membuat album pertama dan kedua,” ujarnya.

Idealisme

Industri musik yang lebih memilih pasar sangat bertolak belakang dengan idealisme bermusik Veena. Dari satu album ke album lain, tak satu pun yang mengikuti tren pasar. Veena memilih jalannya sendiri. Jalur label indie yang dipilih juga menjadi bentuk perjuangan Veena terhadap pendiktean industri. Dalam idealisme berkarya, Veena mengaku cukup keras kepala.

”Enggak terbayang kalau masuk industri label mayor harus monoton. Jadi boneka. Dipatok tak boleh melenceng. Saya ingin bereksplorasi sebebas-bebasnya,” katanya.

Industri musik besar hanya memikirkan pasar dan tren yang tengah digandrungi generasi muda. Musisi juga dipilih dengan usia relatif muda dan fisik yang bisa dijual. ”Saya nikmati dengan label indie dengan segala kebebasan,” katanya.

Kebebasan pula yang membuat Veena tak mau mengotakkan karyanya dalam satu jenis musik saja. Berkutat pada satu musik membuat nuansa karya menjadi sempit dan miskin. Meski kerap dilabeli penyanyi jazz, Veena mencoba berbagai macam musik, mulai dari balada, pop, hingga metal. Keberanian bereksplorasi kian ditunjukkan dalam album ketiga berjudul Passion Act 2 yang rencananya dikeluarkan Januari 2011.

Selain musisi, Veena juga pengacara. Ia membuka kantor pengacara sejak tahun 1999. Kesibukan sebagai pengacara, stres, dan kelelahan bisa memicu kambuhnya lupus. Padahal, tugas kantor hanya dikerjakan Veena bersama suaminya, Niko Nugroho Priosakti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com