Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jabar Amung Ma’mun dalam sarasehan olahraga di Bandung, Senin (27/12). Amung menceritakan hasil kunjungannya ke Thailand, belum lama ini, untuk melihat Sekolah Olahraga Suphanburi sebagai salah satu sekolah olahraga yang berhasil dan menghasilkan atlet yang berjaya di SEA Games dan Asian Games. Thailand memiliki 21 sekolah olahraga, yang sebagian dibiayai pemerintah pusat dan sisanya oleh pemerintah provinsi.
”Padahal, Thailand belajar manajemen sekolah olahraga dari Indonesia tahun 1985, yakni di Sekolah Ragunan. Ironisnya, Ragunan yang dibangun sejak tahun 1977 ternyata tidak pernah berkembang hingga kini,” katanya.
Amung melanjutkan, pihaknya sudah merancang konsep pembinaan jangka panjang be-
Dengan pembangunan fondasi pembinaan atlet Jabar berupa sekolah olahraga, kata Amung, tentu tidak sulit menargetkan atlet Jabar menjuarai kejuaraan nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional, karena sumber daya manusia yang tersedia berkompeten dan terukur. Porsi KONI tinggal sebagai pemangku kebijakan pembinaan untuk pembinaan jangka pendek, misalnya untuk PON XVIII/2012 Riau.
Dalam kesempatan yang sama, dia meminta agar arah pembangunan infrastruktur olahraga bisa mendorong kemajuan di daerah tersebut. Dia mencontohkan pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur yang marak menjelang PON XVII/2008, tetapi mangkrak setelahnya. Beberapa proyek, seperti Bandara Kertajati dan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) harus diintegrasikan dalam cetak biru persiapan Jabar sebagai tuan rumah PON XVIV/2016.
Dalam sarasehan tersebut, muncul pertanyaan dari pengurus cabang olahraga mengenai rencana KONI membawa provinsi ini sebagai juara umum PON 2016. Untuk menghadapi PON XVIII/2012 Riau saja beberapa pengurus masih kebingungan dengan kebijakan KONI dan prioritas anggaran dari legislatif.
Hal itu, salah satunya, diungkapkan Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Takraw Indonesia Jabar Usep Safrudin. Ia menuturkan, langkah KONI yang harus dipertanyakan adalah pencoretan atlet untuk mengikuti pemusatan latihan daerah ke PON XVIII/2012.
Namun, pencoretan yang sebelumnya tidak dikoordinasikan dengan pengurus cabang olahraga ternyata membuat masalah baru, yakni tercoretnya nama-nama pemain yang berpotensi mendapat medali emas.
Setidaknya ada sembilan cabang olahraga yang mengeluhkan hal tersebut, seperti bola basket, dayung, polo air, renang, judo, dan sepak takraw. Beberapa nama yang dicoret adalah pemain basket berpotensi, Chaeranny