Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga Harus Dibangun dari Sekolah

Kompas.com - 28/12/2010, 08:21 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan visi pembangunan olahraga yang dirintis melalui sekolah olahraga. Langkah awalnya adalah mengajak para pelaku olahraga mengubah cara pandang terhadap kompetisi, yaitu bukan sekadar perebutan prestise, tetapi sekaligus penggerak roda pembangunan daerah.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jabar Amung Ma’mun dalam sarasehan olahraga di Bandung, Senin (27/12). Amung menceritakan hasil kunjungannya ke Thailand, belum lama ini, untuk melihat Sekolah Olahraga Suphanburi sebagai salah satu sekolah olahraga yang berhasil dan menghasilkan atlet yang berjaya di SEA Games dan Asian Games. Thailand memiliki 21 sekolah olahraga, yang sebagian dibiayai pemerintah pusat dan sisanya oleh pemerintah provinsi.

”Padahal, Thailand belajar manajemen sekolah olahraga dari Indonesia tahun 1985, yakni di Sekolah Ragunan. Ironisnya, Ragunan yang dibangun sejak tahun 1977 ternyata tidak pernah berkembang hingga kini,” katanya.

Amung melanjutkan, pihaknya sudah merancang konsep pembinaan jangka panjang be- rupa Jabar Institute of Sport secara berjenjang dan terspesialisasi. Dia melihat beberapa program yang sudah dimiliki, seperti pusat pendidikan dan latihan olahraga, yang masih timpang dengan nilai akademisnya karena perhatian kepada atlet belum menyeluruh. Menurut rencana, Jabar Institute of Sport akan menjadi satu kesatuan dalam konsep pembangunan pusat olahraga di Arcamanik, Kota Bandung.

Dengan pembangunan fondasi pembinaan atlet Jabar berupa sekolah olahraga, kata Amung, tentu tidak sulit menargetkan atlet Jabar menjuarai kejuaraan nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional, karena sumber daya manusia yang tersedia berkompeten dan terukur. Porsi KONI tinggal sebagai pemangku kebijakan pembinaan untuk pembinaan jangka pendek, misalnya untuk PON XVIII/2012 Riau.

Dalam kesempatan yang sama, dia meminta agar arah pembangunan infrastruktur olahraga bisa mendorong kemajuan di daerah tersebut. Dia mencontohkan pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur yang marak menjelang PON XVII/2008, tetapi mangkrak setelahnya. Beberapa proyek, seperti Bandara Kertajati dan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) harus diintegrasikan dalam cetak biru persiapan Jabar sebagai tuan rumah PON XVIV/2016.

Kebijakan KONI

Dalam sarasehan tersebut, muncul pertanyaan dari pengurus cabang olahraga mengenai rencana KONI membawa provinsi ini sebagai juara umum PON 2016. Untuk menghadapi PON XVIII/2012 Riau saja beberapa pengurus masih kebingungan dengan kebijakan KONI dan prioritas anggaran dari legislatif.

Hal itu, salah satunya, diungkapkan Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Takraw Indonesia Jabar Usep Safrudin. Ia menuturkan, langkah KONI yang harus dipertanyakan adalah pencoretan atlet untuk mengikuti pemusatan latihan daerah ke PON XVIII/2012.

Namun, pencoretan yang sebelumnya tidak dikoordinasikan dengan pengurus cabang olahraga ternyata membuat masalah baru, yakni tercoretnya nama-nama pemain yang berpotensi mendapat medali emas.

Setidaknya ada sembilan cabang olahraga yang mengeluhkan hal tersebut, seperti bola basket, dayung, polo air, renang, judo, dan sepak takraw. Beberapa nama yang dicoret adalah pemain basket berpotensi, Chaeranny Riezka Utami, serta dua penjaga gawang untuk tim polo air. Untuk itu, ujar Usep, ia bersama beberapa pengurus cabang yang lain berencana bertemu dengan pengurus KONI agar masalah pencoretan atlet tersebut bisa rampung. (eld)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com