Jakarta, Kompas -
Hepatitis virus merupakan peradangan hati yang diakibatkan oleh virus. Jenis penyakit hepatitis virus B dan C termasuk yang paling sering muncul dan merupakan penyebab utama kanker hati dan transplantasi hati. Hepatitis B merupakan masalah kesehatan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia
”Hepatitis B virus yang tidak mendapatkan pengobatan itu dapat menjadi penyakit hepatitis menahun, kanker hati, dan sirosis hati,” ujar Prof H Ali Sulaiman dari Klinik Hati di sela-sela kegiatan simposium bertema ”Hepatitis Virus dan Penyakit Hati”
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, kasus hepatitis virus banyak ditemukan dalam praktik klinik sehari-hari. Namun, biasanya pasien sudah datang dalam kondisi lanjut karena terlambatnya diagnosis. Penyebab keterlambatan itu antara lain karena penyakit tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis yang jelas.
Penyakit itu biasanya luput dari diagnosis oleh dokter karena perjalanan penyakit tidak nyata dan penderita kerap tidak merasakan atau menyadarinya.
Di Jakarta sudah sekitar 1.000 dokter puskesmas dilatih dengan harapan mereka dapat mengenali hepatitis B, melakukan deteksi dini, dan merujuk ke layanan rumah sakit jika tidak bisa diobati di puskesmas. Jika ternyata hepatitis yang diderita seseorang berkembang menjadi sirosis atau kanker hati, pengobatan akan sangat mahal.
Deteksi dini juga penting agar tidak terjadi penularan dari orang dewasa ke orang dewasa lain melalui kontak darah atau dari ibu ke bayi yang akan dilahirkannya.
Ali mengatakan, tindakan preventif yang tak kalah penting ialah vaksinasi hepatitis B. Infeksi hepatitis B saat dewasa kemungkinan berkembang menjadi penyakit hati menahun, sirosis, atau kanker hati sekitar 5 persen. Sebaliknya, infeksi virus hepatitis B yang terjadi saat lahir, risiko menjadi parah sekitar 95 persen. ”Oleh karena itu, cakupan vaksinasi hepatitis B bagi bayi sangat penting. Hepatitis C belum ada vaksinasinya,” ujarnya.