Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Bidan Jadi Perhatian

Kompas.com - 01/04/2011, 20:20 WIB

KOMPAS.com — Silakan simak penelitian terbaru dari Save The Children. Di seluruh dunia, menurut organisasi masyarakat asal Inggris itu, satu di antara tiga perempuan melahirkan tanpa bantuan ahli.

Sebagaimana warta AP dan AFP, Jumat (1/4/2011), seluruh dunia kekurangan 350.000 bidan. Andai angka ini terpenuhi, sekitar sejuta bayi bisa diselamatkan setiap tahunnya.

Sementara itu, sekitar seribu perempuan dan dua ribu bayi meninggal dunia setiap hari akibat kesulitan yang terjadi saat melahirkan. Padahal, kesulitan ini bisa dicegah.

Save the Children, lebih lanjut mengatakan Afganistan adalah tempat terburuk untuk melahirkan bayi. Yayasan amal ini mendesak para pemimpin dunia untuk menunjukkan kemauan politik untuk meningkatkan akses kepada para bidan dan layanan kesehatan secara global.

Save the Children yang meluncurkan kampanye untuk menuntut lebih banyak bidan, mengatakan di negara miskin, lebih banyak bayi yang meninggal karena kekurangan oksigen waktu lahir daripada bayi yang meninggal akibat malaria. Laporan ini mengatakan kaum perempuan di negara-negara lebih miskin, ketika melahirkan kecil kemungkinan ditemani oleh orang yang lebih ahli.

Selain itu mereka lebih besar kemungkinan kehilangan anak mereka dan lebih besar kemungkinan meninggal dunia selama proses melahirkan. Studi ini menyimpulkan setiap tahun 48 juta orang di dunia melahirkan tanpa bantuan ahli.

Perbandingan

Di Etiopia, 94 persen perempuan melahirkan tanpa bantuan tenaga terlatih. Sementara, di Inggris, angka ini hanya satu persen, kata Save the Children.

Di Inggris, tempat 749.000 kelahiran per tahun, ada 26.825 bidan yang bekerja. Sementara di Rwanda, tempat 400.000 bayi lahir setiap tahun, hanya ada 46 bidan.

Selanjutnya, Afganistan tercatat sebagai salah satu negara yang paling tinggi tingkat kematian bayi, 52 di antara seribu kelahiran berakhir dengan kematian. Laporan itu mengatakan satu di antara 11 perempuan Afganistan menghadapi bahaya kematian akibat komplikasi selama kehamilan dan sewaktu melahirkan. Satu di antara lima bayi meninggal dunia sebelum mencapai umur lima tahun.

Save the Children mengatakan banyak bayi di Afganistan meninggal dunia karena praktik-praktik tradisional seperti meletakkan bayi-bayi di lantai untuk mengusir roh jahat. Padahal, praktik ini bisa menyebabkan bayi terkena infeksi.

Walaupun statistik yang diperlihatkan dalam laporan Save the Children tidak menggembirakan, situasi di Afganistan sebenarnya membaik.

Sejak 2002, Afganistan melatih sekitar 2.400 bidan. Jumlah perempuan di desa Afganistan yang melahirkan dan ditemani oleh tenaga kesehatan terlatih juga meningkat dari 6 persen menjadi 19 persen, kata laporan itu.

Direktur eksekutif Save the Children, Justin Forsyth, mengatakan, setiap ibu yang melahirkan harus mendapatkan bantuan. "Seharusnya itu tidak terlalu sulit. Seseorang yang tahu caranya mengeringkan bayi dengan baik dan menepuk punggungnya agar bernapas bisa memberikan hasil yang berbeda, membuat bayi tetap hidup atau mati. Tidak seorang pun anak yang lahir untuk mati," katanya.

Forsyth menyerukan berbagai pemerintah di seluruh dunia untuk mengutamakan pekerja kesehatan dalam rencana kerja mereka. "Para pemimpin dunia tahun lalu sudah berjanji, tetapi sekarang mereka harus mewujudkannya dalam bentuk dana dan kemauan politik untuk melaksanakan janji ini. Tanpa hal itu, para ibu dan bayi akan terus meninggal dunia sia-sia setiap hari," demikian Justin Forsyth .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com