Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Kebiasaan Baik Anak dari Rumah

Kompas.com - 15/04/2011, 14:25 WIB

Usia 6-9 tahun
Pada tahapan usia kali ini, Toge menyampaikan bahwa kemampuan anak semakin berkembang. Mereka sudah mulai membangun keterampilan memperjuangkan keinginan, menghadapi akibat, dan menciptakan solusi. Di usia ini anak bisa diajak belajar:

1. Minta bantuan ketika tersesat
Caranya: Minta anak untuk mengingat nama ayah atau ibunya. Juga kenalkan anak pada sosok polisi, kasir, atau resepsionis. Katakan, jika tersesat hampiri mereka untuk minta tolong.

Lakukan saat: Kita dan anak tengah berada di tempat umum seperti pusat perbelanjaan. Ajari anak sambil bermain simulasi. Ketika di mal, katakan padanya, "Ayo kita bermain. Pura-puranya kamu sedang tersesat. Kira-kira apa yang akan kamu lakukan?"

2. Menerima dan merespon kritikan
Caranya: Bantu ia memahami konsep konsekuensi. Ajarkan konsekuensi jujur seperti, "Kalau kamu nakal, kamu tidak akan disukai teman-teman."

Lakukan saat: Ia berbuat salah. Beritahu apa kesalahannya, lalu tegurlah dengan nada tegas namun tak menghakimi. Beri juga mereka waktu untuk mencerna dan merasakan emosi yang timbul. Jika sudah tuntas, jangan diungkit-ungkit lagi kesalahannya.

3. Memecahkan masalah dengan tenang
Caranya: Tumbuhkan rasa kemandirian anak. Abaikan jika ia minta dibela. Orang tua cukup mengawasi, tapi tak ikut campur. Begitu anjuran dari Anthony Wolf, psikolog anak dan penulis buku Mom, Jason's Breathing on Me! The Solution to Sibling Bickering. "Dengan rasa mandiri, anak akan terbiasa menyelesaikan masalahnya secara tenang," kata Derrek Lee, pendiri Chicago Cubs. Ini jauh lebih menguntungkan ketimbang anak bereaksi dengan kasar.

Lakukan saat: Kita tengah mendampingi anak menyaksikan tayangan televisi, baik berupa berita ataupun film. Penting untuk menjelaskan pada mereka bahwa adegan kekerasan bukanlah jalan terbaik dalam menyelesaikan masalah.

Usia 10 +
Selanjutnya, pada tahapan usia ini, Toge bilang, anak sudah mulai menentukan perilaku dan mengatur strategi sebagai pelengkap keterampilan hidup. Misalnya, anak mulai belajar:

1. Berempati dan sabar
Caranya: Sering bertanya kepada anak mengenai pendapatnya jika berada pada situasi yang sulit. Sebagai contoh, "Kalau temanmu sakit, sikapmu bagaimana?" Menurut Runkel, melatih anak menjawab pertanyaan seperti ini akan membantu mengasah emosinya.

Lakukan saat: Kita mengantar anak ke sekolah, makan di luar, atau tengah berdua dengannya. Jika kita menemukan jawaban yang kurang pas, beri respons dengan lembut dan arahkan dia untuk punya pandangan positif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com