Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesinambungan Obat AIDS

Kompas.com - 15/05/2011, 03:59 WIB

Menurun

Komitmen pemerintah kita harapkan masih akan terus karena hasil pengobatan dengan ARV amat menggembirakan. Angka kematian karena AIDS di negeri kita dapat diturunkan. Jika pada 2006 angka kematian masih sekitar 42 persen, pada 2009 angka kematian tinggal 18 persen. Ini berarti cukup banyak saudara kita yang dapat diselamatkan dari kematian.

Biaya untuk pengadaan obat ARV bukanlah pemborosan, melainkan merupakan investasi yang dapat menghemat pengeluaran biaya infeksi oportunistik dan biaya perawatan di rumah sakit. Di Thailand sekarang ini sekitar 150.000 orang menggunakan ARV. Di Thailand pun biaya obat ARV ditanggung pemerintah. Namun, Pemerintah Thailand juga menyediakan obat ARV di apotek rumah sakit dengan harga yang relatif terjangkau (sekitar Rp 300.000 per bulan). Mereka yang tak ingin ikut program pemerintah dapat memperoleh layanan obat ARV melalui layanan swasta dan membiayai sendiri obat ARV nya.

Memang sampai sekarang baru sekitar 10 persen mendapat obat ARV dari jalur swasta, namun porsinya semakin lama semakin meningkat. Dulu, pengadaan obat ARV melalui layanan yang membayar sendiri sulit dilakukan karena obat tersebut masih dalam masa paten tak boleh diperjualbelikan. Namun, sekarang obat-obat ARV lini 1 pada umumnya masa patennya sudah habis sehingga dapat diproduksi secara generik dan diperdagangkan. Bukan tak mungkin, pola Thailand ini akan dicontoh oleh Indonesia. Masyarakat yang ingin membiayai sendiri pengobatannya diberi kesempatan untuk membeli obat ARV namun program pemerintah yang berupa obat ARV gratis tetap ada.

Jangan lupa, kita juga harus berupaya agar mereka yang belum terinfeksi HIV terhindar dari penularan. Karena itulah, upaya pencegahan harus dipahami masyarakat. Jadi kita mempunyai kewajiban melindungi saudara-saudara kita dari penularan HIV. Kita juga berkewajiban menyediakan obat ARV bagi saudara kita yang telah terinfeksi dan memerlukan obat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com