Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan TB

Kompas.com - 19/06/2011, 03:59 WIB

Memang risiko penduduk yang kurang mampu terjangkit TB paru lebih tinggi daripada kelompok yang mampu. Namun, TB paru pada umumnya dapat menyerang siapa saja. Jadi mereka yang tergolong mampu jangan mengabaikan kemungkinan tertular penyakit ini. Masalah lain yang biasanya dihadapi adalah ketekunan minum obat. Setelah pengobatan beberapa minggu biasanya TB paru akan menunjukkan perbaikan. Demam dan batuk hilang. Nafsu makan kembali baik sehingga berat badan bertambah. Rasa lemah juga telah tak ada lagi.

Kesalahan yang sering terjadi adalah karena telah merasa baik penderita menghentikan minum obat. Padahal, untuk mencapai kesembuhan perlu menyelesaikan terapi sampai selesai, pada umumnya 6 bulan. Jika terapi terhenti di tengah jalan, kemungkinan penyakit kambuh kembali cukup besar.

Kapan Indonesia bebas TB? Untuk mencapai hal tersebut kita harus bekerja keras. Kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat termasuk kepedulian terhadap penyakit TB. Masyarakat perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, berolahraga, dan hidup dalam lingkungan yang sehat. Ini berati kita juga harus meningkatkan kesehatan lingkungan di permukiman, meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, termasuk untuk saudara-saudara kita di pedesaan.

Khusus untuk kesehatan, penyuluhan kesehatan perlu digiatkan, juga perlu diupayakan layanan kesehatan yang merata sampai ke daerah terpencil. Penyediaan sarana diagnosis dan terapi yang memadai, serta dukungan bagi penderita agar dapat minum obat secara teratur dan sampai selesai pengobatan.

Niat Anda untuk membantu sopir Anda amat mulia. Meski pengobatan TB dapat diperoleh secara cuma-cuma, namun saya percaya bantuan Anda akan dapat mendukung keberhasilan pengobatan. Di banyak negara maju, masalah TB dapat dikendalikan bersamaan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Kita amat berharap negara kita juga akan meningkat kesejahteraannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com