JGS, Sudahkah Jadi Surga Belanja?

KOMPAS.com - Jakarta Great Sale (JGS) menjadi momen belanja tahunan dengan diskon menggiurkan bagi sebagian orang. Meski nyatanya, tak semua barang yang diinginkan bisa dibeli lantaran harga yang masih saja tinggi.

Dari pantauan Kompas Female di sejumlah mal di Jakarta, seperti Gandaria City, Central Park, Plaza Indonesia, dan Grand Indonesia, produk fashion dan aksesori paling banyak menawarkan diskon besar yang sukses menarik pengunjung, terutamanya perempuan. JGS yang digelar untuk merayakan HUT Jakarta tak hanya diikuti mal. Diskon juga diberikan kepada angkutan umum menuju ke Jakarta seperti tiket pesawat termasuk paket wisata lengkap dan akomodasi. Sektor lainnya adalah wisata budaya, rekreasi keluarga, kuliner, resto dan kafe, dan pusat kecantikan. Meski menarik dan memanjakan mata, lantas apakah JGS sudah menjadi surga belanja bagi warga Jakarta atau wisatawan lokal dan internasional?

Pengusaha ritel fashion Dandan Hamdani mengutarakan padangannya mengenai JGS. Menurutnya, harga masih menjadi daya tarik utama program diskon besar, apalagi yang dijadikan ajang tahunan. Sayangnya, harga produk bermerek internasional di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara tetangga yang selalu menjadi destinasi belanja, seperti Singapura.

"Harga brand internasional di Singapura masih lebih murah 10-20 persen dibandingkan produk yang sama dijual di Indonesia. Inilah sebabnya belanja di luar negeri masih lebih menarik bagi sebagian orang," jelas Dandan kepada Kompas Female.

Surga belanja
Jika ingin menjadikan JGS sebagai surga belanja, bagi warga Indonesia, apalagi menarik wisatawan asing, Indonesia boleh menyontoh Singapura. Dandan memaparkan, program belanja tahunan di Singapura diberi nama Great Singapore Sale (GSS). Di tahun 1994, GSS diselenggarakan oleh Singapore Tourism Board (STB) bekerja sama  Singapore Retailers Association. Sejak tahun 2005, GSS dikelola oleh The Association of Shopping Centres Singapore dan tetap didukung oleh Singapore Tourism Board.

Dana sebanyak 3 juta dollar Singapura digelontorkan untuk mempromosikan GSS di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Hasilnya, Singapura dikunjungi oleh 664.000 wisatawan mancanegara  dan pada saat itu omset di seluruh Singapura mencapai rekor tettinggi penjualan. Keberhasilan GSS kemudian menjadi agenda tahunan Singapura.

"Di tahun pertama GSS hanya diselenggarakan selama satu bulan pada musim liburan sekolah. Kala itu toko yang berpartisipasi hanya toko di seputaran Orchard Road, seperti Tangs, Takashimaya, Robinsons, dan Isetan, serta mal di luar Orchard Road, seperti Junction 8, Liang Court dan Capitol Building. GSS pun mengalami banyak perubahan setiap tahun untuk menarik banyak pembeli," jelas Dandan.

GSS menjadi surga belanja bagi warga setempat, dan sukses menarik minat turis asing termasuk dari Indonesia sejak berubah format. GSS dikembangkan dengan mengubah periode festival belanja hingga dua bulan, mal buka hingga tengah malam, partisipan semakin banyak mencakup mal di pinggiran kota. GSS dilaksanakan total di seluruh penjuru Negeri Singa ini.

Pesta belanja untuk segala kalangan
"Bagi penduduk Singapura maupun turis asing, GSS di Singapura adalah surga belanja yang menyenangkan. Singapura menjanjikan pengalaman berbelanja yang meliputi harga yang kompetitif, variasi, kualitas dan serta suasana," ungkap Dandan.

Singapura sebagai surga belanja didukung data STB. Survei persepsi pengunjung yang dilakukan oleh STB dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan, wisatawan mancanegara melakukan jadwal kunjungan ke Singapura bertepatan dengan GSS, dengan belanja menjadi salah satu tujuan utama mereka.

Diperkirakan, lanjut Dandan, 30 persen wisatawan adalah shopper di GSS, dengan tiga item yang paling populer menjadi pakaian fashion, elektronik dan perhiasan. Pasar tersebut meliputi wisatawan Indonesia, India, Cina, Australia dan Malaysia. GSS memang berpengalaman 17 tahun memanjakan warga untuk berbelanja, termasuk juga warga dunia.

Bagaimana dengan program sale besar-besaran di Jakarta? Sudahkah menjadi surga belanja warganya, yang juga menjadi magnet wisatawan asing? Seperti apa pengalaman Anda dengan Festival Jakarta Great Sale?