Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Desainer Bandung Tampil di IFF

Kompas.com - 25/06/2011, 20:51 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Festival fashion busana muslim inisiatif dari Malaysia, Islamic Fashion Festival (IFF) 2011 mengikutsertakan 15 desainer busana muslim dari Bandung. Para desainer yang tergabung dalam Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) ini berkesempatan unjuk karya, bersanding dengan lima desainer dari Kuala Lumpur Malaysia, dan empat desainer tamu lainnya.

Sebanyak total 24 desainer lintas bangsa terlibat di pertunjukkan IFF ke tiga pada 2011 ini. Busana muslim perempuan masih menjadi fokus perancang dari IPBM dan Association of Muslim Apparel Entrepreneurs and Designers (AMAED) Malaysia. IFF 2011 yang digelar pertamakalinya di Bandung melanjutkan tema tahun lalu, "Moghul Splendour II".

Penggagas IFF, Dato Raja Rezza Shah mengatakan Bandung terpilih sebagai tempat penyelenggaran fashion show busana muslim karena kota ini dinilai inovatif mecipta rancangan busana muslim, terutamanya untuk kaum hawa. Ajang IFF sendiri sudah berlangsung sebanyak 16 kali sejak resmi diselenggarakan pertama kali 2006 silam di Kuala Lumpur.

"Pada tahun ini, IFF sudah diselenggarakan tiga kali, 2 Juni lalu di Singapura, 8 Juni di Astana Kazakhstan, 25-26 Juni di Bandung, dan rencanya 15 Juli nanti akan digelar di London," jelas Dato Raja Rezza saat konferensi pers IFF di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/6/2011).

Hadirnya IFF di Bandung menjadi ajang yang bisa meningkatkan brand busana muslim Indonesia, terutamanya inovasi fashion dari desainer IPBM. Iva Latifah, Ketua IPBM, mengatakan busana muslim Indoneisa terus berkembang, dari segi peningkatan brand maupun inovasi rancangan busana yang semakin kreatif. Keterlibatan perancang Indonesia dalam ajang fashion kolaborasi dengan Malaysia ini, juga turut menunjang perkembangan busana muslim agar lebih dikenal dunia.

"Jaringan yang dimiliki penggagas IFF ini sudah cukup luas. Melalui jaringan itulah, busana muslim bisa lebih dikenal di panggung dunia. Sayangnya, di Indonesia perhatian terhadap busana muslim belum besar. Meski busana muslim sendiri sudah mulai dipahami dan semakin menjadi pilihan gaya busana oleh masyarakat Indonesia sejak 1990 silam. Namun belum ada event besar skala nasional yang mengangkat brand busana muslim Indonesia," jelas Iva kepada sejumlah media jelang Galla Dinner dan pertunjukkan fashion dari deretan desainer busana muslim ternama dari Indonesia dan Malaysia.

Iva mengatakan desainer busana muslim Indonesia, terutama anggota IPBM, lebih solid sejak dipertemukan dalam event skala internasional seperti IFF ini. Iva yang akan tampil membawakan rancangan bertema "Moghul Twilight " pada pertunjukkan IFF hari pertama, Sabtu (25/6/2011) mengatakan ajang ini mendatangkan tamu, kebanyakan dari Malaysia. Ajang ini juga mendatangkan buyer fashion, yang membuka peluang bisnis terbuka lebih luas untuk seluruh desainer yang memeragakan kreasinya di IFF.

Dato Raja Rezza menegaskan IFF menjadi salah satu cara meningkatkan permintaan atas busana muslim. Jika permintaan busana muslim tinggi, industri fashion busana muslim juga akan terus berkembang pesat.

"Semua orang mengenakan kaftan sekarang ini. Busana muslim bukan hanya untuk perempuan muslim, namun juga bisa dipadupadankan oleh mereka yang non muslim. Busana muslim perlu dipandang bukan hanya sebagai busana yang sesuai syariat, namun juga sebagai fashion yang diperdagangkan, bahkan hingga level internasional," jelas Dato Raja Rezza yang mengaku busana muslim yang diperagakan dalam ajang IFF sudah menyentuh hati penggemar fashion di Monte Carlo bahkan hingga New York.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com