Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paris Memilih "Hairdresser" Indonesia

Kompas.com - 30/10/2011, 19:27 WIB

KOMPAS.com — Industri kecantikan dan tata rambut Indonesia menyumbangkan prestasi membanggakan di tingkat dunia. Penata rambut ternama Indonesia, Rudy Hadisuwarno dan Gunawan Hadisuwarno, meraih penghargaan internasional yang diumumkan di Paris, Perancis, 10 September 2011 lalu.

Rudy, pria yang berkiprah di industri kecantikan dan tata rambut puluhan tahun lamanya, meraih Golden Pin Guillaume Foundation Award 2011. Penghargaan ini diraihnya atas kontribusi terhadap regenerasi dalam dunia kecantikan dan tata rambut internasional.

Rudy bersama enam penata rambut dunia dari total tujuh negara, termasuk Indonesia, memelopori berdirinya organisasi penata rambut dunia, Foundation Guillaume International, yang berpusat di Paris sejak 1982. Melalui organisasi ini, anak muda di seluruh dunia memiliki kesempatan lebih luas dalam mengembangkan jaringan dan keterampilan untuk menjadi bagian dari barisan penata rambut profesional level internasional.

Sementara sang adik, Gunawan Hadisuwarno, terpilih sebagai Personality of the Year Award dari organisasi penata rambut internasional yang berpusat di Paris, Intern des Coiffeurs des Dames (ICD). Beranggotakan 2.500 hairdresser atau salon dari 40 negara, ICD kini berusia 86 tahun. ICD sendiri merupakan induk organisasi dari Foundation Guillaume International.

Gunawan berhasil menggeser kandidat penata rambut dari 39 negara anggota ICD lainnya untuk menerima penghargaan bergengsi di kalangan penata rambut ini. Setiap negara anggota ICD merekomendasikan satu penata rambut yang aktif dalam organisasi di negara asalnya untuk menjadi kandidat dalam penghargaan ini.

Gunawan terpilih karena dianggap paling memenuhi kriteria, di antaranya, penata rambut yang juga pemilik salon, memiliki reputasi dan prestasi dalam industri kecantikan dan tata rambut, serta memiliki interaksi yang baik, kreatif, dan terbukti sukses mengembangkan bisnis salon dan kecantikan, terutama di negara asalnya.

Kreatif menjadi salah satu kata kunci terpilihnya Gunawan sebagai penata rambut profesional terpandang di mata dunia. Mengenai kreativitas, Gunawan mengungkapkan, "Penata rambut harus terus aktif membuat koleksi terbaru tanpa ada batasan waktu. Koleksi yang kembali kepada budaya masing-masing negara," katanya di acara Coiffeurs Beaute Gathering di Jakarta Convention Center, Minggu (30/10/2011).

Mau belajar dan senang berbagi
Kunci sukses penata rambut bagi Rudy dan Gunawan adalah kemauan belajar untuk menambah wawasan. Meski menang dan meraih penghargaan dunia, prestasi ini tak membuat keduanya berdiam diri di zona nyaman yang aman.

"Harus rendah hati, terus belajar karena penata rambut adalah profesi yang tidak pernah berhenti. Jadi jangan hanya diam di zona nyaman, merasa mapan, karena kalau seperti itu maka akan tertinggal. Penata rambut harus terus mengembangkan diri," kata Rudy berbagi rahasia kesuksesannya.

Rudy berharap, prestasi penata rambut Indonesia bisa menjadi inspirasi bagi kalangan muda, yang kini semakin tertarik dengan profesi ini. Meski telah meraih penghargaan tertinggi di kalangan penata rambut profesional dunia, Rudy masih menyimpan obsesi.

"Saya masih ingin berbuat lebih banyak, membuka lapangan pekerjaan, masih banyak yang belum beruntung mendapatkan pekerjaan. Saya ingin memberikan kesempatan kepada anak muda untuk menjadi penata rambut dan kecantikan yang bisa dipilih sebagai profesi. Dengan waktu pendidikan profesi yang tak lama, penata rambut pemula bisa mendapatkan penghasilan," kata Rudy, yang ingin menerapkan konsep education for life di Indonesia. Konsep education for life merupakan konsep pendidikan gratis untuk orang terbuang yang berhasil dijalankan di Brasil bersama penata rambut profesional di dunia di bawah bendera organisasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com