Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Belanda, Sinterklas Bukan Hanya untuk Anak-anak

Kompas.com - 06/12/2011, 10:37 WIB

SAMPAI sekitar usia 8 tahun, hampir semua anak Belanda percaya Sinterklas, seorang Santo pemurah yang senantiasa memberi hadiah pada mereka. Sinterklaas resminya Sint Nicolaas. Ia Uskup Myra yang hidup sekitar tahun 300-an dan meninggal pada 6 Desember pertengahan abad itu. Myra kelak menjadi wilayah Turki setelah kekaisaran Bysantium ditalukkan.

Menurut cerita, Nicolaas sudah sejak kecil taat beragama dan sangat alim. Nicolaas putra keluarga kaya, tetapi ia tidak punya hasrat menyimpan harta kekayaan orang tuanya. Ia membagi-bagikannya pada orang miskin. Sifat ini membuatnya menjadi sosok yang dicintai banyak orang. Nicolaas dari Myra ini bersifat pemurah, seorang dermawan, suka membantu orang miskin dan ia orang suci, bisa membuat muzijat.

Salah satu kejadian adalah mengenai tiga gadis miskin. Karena tidak punya mas kawin, maka ayah gadis-gadis itu menyuruh mereka menjual diri, menjadi pelacur! Namun mereka diselamatkan dari kesengsaraan itu oleh Santo Nikolaas. Sembunyi-sembunyi ia melempar koin emas lewat jendela dan tepat jatuh di sepatu gadis-gadis itu. Nah, dengan demikian mereka bisa menikah.

Hingga kini, anak-anak di Belanda dari akhir November hingga 5 Desember rajin memasang sepatu diisi rumput atau wortel untuk kudanya Sinterklas. Malam hari sebelum tidur mereka memasang sepatu, menyanyi lagu untuk Sinterklaas. Pagi-pagi saat bangun, langsung melihat, hadiah apa yang telah diberi oleh Sinterklas.

Hadiah

Sinterklas tidak lain adalah orang tua mereka sendiri. Hari Sinterklas memang 5 Desember, malam sebelum hari wafatnya, tapi memasang sepatu sudah dari minggu ketiga bulan November. Mitos Sinterklas berubah, ia menjadi santo asal Spanyol, dan dari sana namanya tersebar ke Belanda. Jadi Sinterklas itu tinggal di Spanyol, dia harus menempuh jarak jauh dengan kapal dari sana ke Belanda. Masuk ke pelabuhan Belanda bulan November.

Di sekolah-sekolah Sinterklas pun dirayakan. Anak-anak menyibukkan diri dengan membuat topi sinterklaas atau topi Piet Hitam. Membuat gambar untuk diberikan pada Sinterklaas. Selain di sekolah banyak juga perusahaan di Belanda mengadakan pesta Sinterklas untuk anak-anak karyawan mereka.

Hari Sinterklaas ini menguntungkan dunia komersial. Selama minggu-minggu itu, toko mainan ramai. Omset terbanyak dalam setahun terjadi pada bulan Desember. Bukan hanya untuk sektor mainan anak-anak, tapi di berbagai sektor usaha. Buku, pakaian, parfum, alat-alat elektronik dan lain-lain. Usai Sinterklaas masih ada Natal dan Tahun Baru.

Uskup Myra itu disebut orang suci, karena bisa membuat mujizat. Pernah menghidupkan kembali anak yang telah meninggal, pernah menyelamatkan tiga pelaut yang dijatuhi hukuman mati. Uskup Myria ini disebut santo, orang suci, seorang pelindung. Pelindung bagi anak-anak, kaum miskin dan lemah serta juga para pelaut.

Dewasa

Sinterklaas di Belanda bukan hanya dirayakan oleh anak-anak. Tanggal 5 Desember dalam bahasa Belanda disebut pakjesavond, malam bingkisan. Orang dewasa pun merayakannya. Caranya? Ramai-ramai menarik undian nama. Sebelumnya tentukan dulu hadiah senilai sekian euro, dan membuat daftar, hadiah apa ia inginkan. Misalnya Anda ingin pena, keperluan melukis atau buku.

Nah, kemudian yang menarik nama Anda itu membeli hadiah apa yang ada pada daftar Anda. Lalu dia membuat surprise, misalnya memberi hadiah untuk teman yang suka mancing, maka Anda bisa membuat ikan entah itu dari karton atau dari kueh atau ikan betul, kemudian dibingkis dan diberi pantun yang jenaka.

Ini juga kesempatan untuk bergurau atau menyindir mungkin si teman itu pernah seharian mancing tidak dapat ikan satupun.

Pendek kata bagi orang dewasa Hari Sinterklas adalah kesempatan berkumpul bergurau, bercanda, menyindir. Penting: yang disindir tidak boleh marah. Intinya jelas, saat berkumpul dengan keluarga, penuh tawa sambil menengok kembali kejadian lucu atau kejadian kurang menyenangkan dengan hati legowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com