Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Belanja "Online" Natal dan Akhir Tahun

Kompas.com - 24/12/2011, 18:45 WIB

Pola belanja online khusus kado Natal bagi masyarakat Indonesia khas dan berbeda. Nilai kekeluargaan yang kuat bagi masyarakat Indonesia menempatkan ibu sebagai prioritas utama dalam daftar penerima kado Natal. Meski begitu, membelikan kado pasangan tak kalah pentingnya. Inilah sebabnya pasangan mendapatkan hadiah paling mahal di antara yang lainnya. Sementara, perilaku belanja online lainnya yang menjadi tren adalah belanja untuk diri sendiri.

Survei Visa ini mengungkapkan 30 persen pria Indonesia lebih cenderung memberikan hadiah termahal untuk pasangannya, sedangkan perempuan menempatkan baik pasangan (19 persen responden) dan ibu mereka (19 persen responden) di posisi atas dalam memberikan hadiah Natal termahal.

“Di Indonesia, ikatan keluarga benar-benar kuat. Oleh karena itu, orang tua, pasangan, dan anak adalah penerima hadiah Natal yang menjadi prioritas. Orang-orang Indonesia cenderung lebih menghargai pasangan dan ibu mereka, karena itu mereka mendapatkan kado Natal yang termahal,” kata Ellyana.

Masih menurut survei yang sama, orang Indonesia menghabiskan rata-rata Rp 4.850.000 untuk belanja hadiah Natal secara online. Angka ini meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2010. Sementara mereka yang berumur 35 hingga 55 tahun serta sudah menikah dan memiliki anak, menunjukkan anggaran tertinggi sebesar lebih dari Rp 5.320.000.

Kebanyakan orang Indonesia berbelanja lima kado Natal. Pakaian (23 persen) dan jam tangan (21 persen) paling sering disebutkan dalam daftar belanja Natal. Sementara secara umum, pakaian, komputer dan liburan adalah tiga barang yang paling ingin dibeli secara online. Pilihan belanja online pria dan perempuan Indonesia juga berbeda, berikut perbedaannya:

* Pilihan belanja online untuk perempuan: pakaian (38 persen), tas (32 persen).
* Pilihan belanja online untuk laki-laki: perangkat komputer (27 persen), tiket pesawat untuk liburan (26 persen), akomodasi liburan (21 persen).

Membelikan dan menerima hadiah Natal memberikan kegembiraan tersendiri, namun bagaimana jika hadiah tersebut berupa barang yang tidak diinginkan. Survei ini menunjukkan, 74 responden mengakui hadiah Natal yang tak disukainya akan diberikan ke orang lain. Sedangkan 12 persennya mengatakan bahwa mereka akan menyimpan hadiah tersebut, dan lima persen lainnya akan menjual hadiah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com