Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Langkah Ciptakan Generasi "Platinum"

Kompas.com - 14/02/2012, 16:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menciptakan generasi yang cerdas, tangguh, berkualitas dan mampu bersaing di masa mendatang, setiap pasangan perlu melakukan manajemen reproduksi yang baik. Manajemen tersebut meliputi perencanaan yang matang sebelum, saat dan setelah kehamilan.

Demikian disampaikan oleh dr. Aria Wibawa, SpOG (K), konsultan kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), saat peresmian Women Health Center (WHC) RSCM Kencana, Selasa, (14/2/2012) di Jakarta.

Menurut Aria, membangun seorang individu yang "platinum" sama halnya dengan membangun sebuah rumah. Dengan perencanaan yang baik, maka akan dihasilkan sebuah bangunan yang kokoh dan dapat bertahan selama puluhan tahun.

"Dengan perencanaan atau manajemen reproduksi yang baik, pasangan suami istri dapat merencanakan dan mempersiapkan agar prosses tersebut berjalan lancar dan mengembangkan hasil yang optimal," katanya.

Aria memaparkan bahwa ada 5 (lima) langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan generasi platinum :

1. Persiapan premarital (prekonsepsi), karena cinta saja tidak cukup

Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah, berarti Anda dan pasangan dapat melakukan tindakan preventif/pencegahan terhadap masalah kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik.

Menurut Aria, kedua pasangan umumnya akan dilakukan pemeriksaan terkait ada tidaknya penyakit seperti misalnya kencing manis (diabetes melitus), hepatitis dan thalasemia yang dapat mempengaruhi kehamilan dan bersifat menurun.  Thalasemia (penyakit keturunan di mana sel darah merah mudah rusak) dan hemofilia (penyakit gangguan pembekuan darah) dapat diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka yang bersifat pembawa (carrier).

2. Konsepsi-implantasi

Seseorang tidak cukup hanya mengetahui bahwa dia hamil atau tidak hamil. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pemeriksaan saat mulai terjadi pembuahan. "Karena kehamilan pasti ada yang normal dan tidak," kata Aria.

Salah satu contoh kehamilan yang tidak normal adalah kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila telur dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Risiko terjadinya kematian pada kehamilan ektopik jauh lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan normal.

Beberapa hal yang dapat memicu kehamilan ektopik di antaranya seperti, peningkatan prevalensi penyakit menular seksual, pemakaian antibiotika dan penggunaan teknik bantuan reproduksi (fertilisasi in vitro).

3. Trimester 1, 2 dan 3

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Selain untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran persalinan, pemeriksaan dengan alat USG di trimester I juga bertujuan untuk mengetahui lokasi atau posisi kehamilan, bayi hidup atau tidak dan anatomi rahim dan indung telur, misalnya apakah ada miom atau kista.

"Jadi tidak cukup hanya melihat bayinya besar atau perutnya besar," kata Aria.

4. Konseling nutrisi

Ibu hamil tidak cukup hanya makan-makanan yang biasa. Diperlukan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

"Bayi yang dibentuk adalah hasil dari apa yang dimakan ibunya. Your baby is what you eat," kata Aria.

5. Konseling kesiapan ibu hamil dan orang sekitar

Seorang ibu hamil butuh waktu untuk menyesuaikan diri dan merasakan kehamilannya. Oleh karena itu, sangat diperlukan dukungan penuh baik dari suami dan orang sekitar untuk membantu setiap calon ibu menghadapi kecemasan saat menghadapi kelahiran anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com