Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2012, 22:03 WIB

KOMPAS.com - Sudah waktunya produk fashion lokal terangkat derajatnya. Membanggakan siapa pun yang memakainya, sekaligus menyetarakan posisi dengan produk fashion lainnya di tingkat Asia Tenggara, untuk kemudian berkiprah di dunia fashion selevel Hong Kong, kemudian secara bertahap bersanding dengan Tokyo, New York, Milan bahkan Paris. Generasi muda, mulai desainer hingga UKM yang kreatif, inovatif dan menghargai budaya adalah sumber kekuatannya.

Pesta mode Indonesia Fashion Week (IFW) 2012 memberikan ruang untuk anak muda berkiprah memajukan industri mode. Ambisi menjadikan Indonesia sebagai fashion hub, didorong kepercayaan diri tinggi akan potensi lokal, juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Baik pemerintah, komunitas, juga pihak swasta di industri mode, kecantikan bahkan di luar industri kreatif berlomba-lomba ambil bagian di pekan mode ini.

Separuh waktu berjalan, di hari kedua pelaksanaan IFW 2012, panggung mode tak bosannya menampilkan generasi muda yang semakin kaya inovasi dengan ragam model busana. Dari total 120 desainer yang terlibat di IFW 2012, 30 persennya atau 40 desainer adalah generasi muda, kata Taruna K Kusmayadi, Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Tak banyak memang jumlahnya, namun keberadaan desainer muda punya peran penting untuk memajukan industri fashion dalam negeri.

Taruna menambahkan 10 tahun belakangan fashion semakin diperhatikan. Jumlah desainer juga semakin banyak dan membutuhkan wadah lebih besar untuk menampilkan kreasi dan inovasinya. Menurutnya, produk fashion Indonesia adalah komoditas baru yang memiliki nilai tambah tinggi. Sangat disayangkan jika praktisi fashion tidak menjadikan fashion sebagai komoditi ekspor. Apalagi saat ini masyarakat semakin sadar bahwa produk fashion lokal tak kalah dengan produk luar, tutur Taruna.

Kebutuhan untuk berkolaborasi di industri fashion juga semakin terbuka luas. "Desainer butuh dukungan untuk menampilkan karyanya, perusahaan juga butuh endorser dari desainer," jelas Taruna saat jumpa pers di Jakarta Convention Center belum lama ini.

Hal ini terbukti sepanjang IFW 2012 berlangsung. Satu persatu perusahaan mendapat giliran untuk unjuk gigi di panggung mode IFW 2012. Berbagai perusahaan di luar industri kreatif, seperti produsen pengharum pakaian, merek cat, peralatan rumah tangga, mendukung desainer muda bertalenta dalam kegiatan kolaboratif.

Desainer bertalenta Stella Rissa dan Auguste Soesatro misalnya, dipilih Downy untuk menampilkan koleksi busana berkarakter yang juga mewakili dua tema besar Passion dan Attraction. Sementara desainer muda Yosafat, Albert Yanuar, Jeffry Tan, Imelda Kartini, Nina Nikicio terpilih sebagai lima desainer yang mewakili lima tren dalam tema besar Color Futures 2012 Dulux. Lain lagi dengan merek kosmetik PAC yang memilih Rudy Chandra, Jeanny Anda, Sofie, dan Barli Asmara untuk tampil di panggung busana IFW 2012.

Bagi Stella Rissa, melalui IFW, sebagai desainer ia mengaku terbantu untuk membaca potensi pasar lebih luas, tak hanya terbatas di Jakarta. "Kegiatan seperti ini juga membuat kita lebih sadar bahwa tidak hanya produk fashion Jakarta saja yang bisa digunakan untuk busana sehari-hari namun banyak produk lainnya dari kota-kota lain. Kegiatan ini juga mampu menarik perhatian buyer luar negeri, tidak hanya Singapura dan Malaysia. Karena dua negara itulah yang harus dikejar. Untuk dunia fashion, negara seperti Hong Kong yang sudah sekelas New York, merupakan negara yang semestinya dapat bekerjasama dengan Indonesia," jelasnya.

Bentuk dukungan lain yang juga diperlukan dalam industri fashion adalah tata rias model. Produk kecantikan Martha Tilaar, melalui merek kosmetik PAC dan Sariayu Tren Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara ambil bagian untuk merias 200 model per harinya. "Butuh lebih dari 50, bahkan mencapai 100 make up artist untuk merias ratusan model selama IFW 2012," jelas Samuel Pranata, Marketing Director Martha Tilaar Group saat jumpa pers.

Ketika desainer muda bebas berkarya menunjukkan talentanya, dengan dukungan berbagai pihak untuk mengangkat produk fashion lokal, bukan mustahil impian menjadikan Indonesia sebagai fashion hub dapat terwujud di masa mendatang. Impian ini pun bisa jadi lebih mudah terwujud jika apresiasi terhadap produk fashion dalam negeri semakin tinggi. Melalui ajang pameran yang juga melibatkan UKM di industri mode dan kreatif lainnya, IFW memulai langkah untuk memberikan wadah bagi masyarakat menunjukkan apresiasinya. Mengunjungi pameran dan berbagai kegiatan di IFW, termasuk juga berbelanja produk lokal menjadi perwujudan atas apresiasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com