Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Andal, Tak Sekadar Profesional

Kompas.com - 27/03/2012, 11:37 WIB

Setiap profesi mempunyai sistem, prosedur pelaksanaan, cara problem solving, serta cara pelayanan yang standar. Penyusunan SOP, penulisan job description dan perumusan key performance indicator memang tidak boleh dipandang sebelah mata, sehingga kita senantiasa bisa mengukur dan mengevaluasi keandalan kita. Di jaman penuh persaingan seperti ini, kita tidak bisa sekadar memenuhi standar, tapi harus melebihi standar, agar bisa stand out di mata pemakai jasa.

Seorang profesional baru terlihat keandalannya bila ia bisa berada di atas kemampuan standar, mampu melihat situasi dan meramalkan apa yang dibutuhkan di situasi tersebut, dan meramal untuk masa depannya. Ia berpikir untuk kliennya atau perusahaan tempat ia bekerja. Ia mempunyai persepsi jangka panjang dan tidak tergoda oleh "quick wins”. Pemakai jasalah yang akan menilai, bagaimana kita tampil, bicara, menulis, mengambil tindakan, dan bekerja. Saat ada salah satu aspek dari pekerjaan ini salah, atau di bawah standar, maka kita langsung dicap sebagai golongan amatir.

Andal: lebih daripada sekadar profesional
Bila kita menelaah pendidikan profesi, di mana pun, kita pasti sadar bahwa jaminan untuk menjadi profesional andal begitu keluar dari pendidikan sangatlah minim. Berapa banyak kasus yang ditangani seorang psikolog ketika kerja praktek di rumah sakit jiwa? Tuntaskah diagnosa, analisa, prognosa, dan terapinya? Berapa kali seorang lulusan pendidikan akuntansi membuat laporan keuangan? Berapa jenis industri yang ditekuninya selagi kerja praktek?

Begitu individu menerima sertifikasi profesinya, tantangannya baru dimulai. Individu yang memang berorientasi untuk jadi profesional akan sibuk mencari kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mengasah diri dan terus menambah wawasannya. Kesempatan belajar dan pengembangan diri ini yang juga perlu disediakan dan diberikan oleh pimpinan dan perusahaan.

Kita bukannya tidak bisa mencetak prestasi. Lihat saja dominasi kejuaraan servis di dunia perbankan Indonesia tidak lagi dikuasai oleh perusahaan asing. Bukankah perusahaan kita juga ada yang bisa memamerkan tatakrama, pengelolaan waktu, pemahaman dan pemenuhan kebutuhan pelanggan, komitmen, serta pembinaan hubungan yang kinclong?

Kita bisa, asal mau. Kebisaan dan kemauan ini juga dalam sebuah lembaga harus terjadi turun-temurun. Bila perusahaan berkembang sekali pun, kebisaan dan kemauan ini harus menular sampai tercium ke garda depan.

(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com