Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Robert Mugabe Sekarat di Singapura?

Kompas.com, 10 April 2012, 11:36 WIB

HARARE, KOMPAS.com — Diktator Zimbabwe, Robert Mugabe, dilaporkan nyaris mendekati ajalnya pada Senin (9/4/2012) malam. Pria berusia 88 tahun itu, yang diyakini menderita kanker prostat, terbang ke Singapura dengan pesawat jet pribadi, Sabtu, untuk menjalani pengobatan.

Istrinya, Grace, dan anggota keluarga dekat dilaporkan berada di samping tempat tidurnya. Mugabe telah menjalani serangkaian terapi di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kondisinya kini memburuk dan ada klaim semalam bahwa ia telah setuju untuk menyerahkan kekuasaan kepada pengikutnya sekaligus menteri pertahanan, yaitu Emmerson Mnangagwa.

Rumor terkait kesehatan Mugabe menyebar luas dalam beberapa pekan terakhir karena penampilannya yang rapuh. Ada spekulasi yang meningkat kemarin ketika Pemerintah Zimbabwe menunda rapat kabinet pada menit-menit terakhir.

Harian Zimbabwe Mail, yang mengutip seorang pejabat senior Partai ZANU-PF pimpinan Mugabe, mengatakan bahwa sang tiran, yang telah memerintah negara itu sejak kemerdekaannya dari Inggris tahun 1980, sedang menjalani perawatan intensif di Asia. Mugabe diduga berada di Singapura untuk mengawasi pendaftaran putrinya, Bona, masuk universitas. Namun, pendaftaran belum akan dimulai hingga September dan para lawan politiknya mengatakan, tidak mungkin Mugabe bepergian ke luar negeri untuk mengurus masalah seperti itu secara pribadi.

Sumber-sumber di Iran, yang memiliki hubungan hangat dengan Zimbabwe, mengatakan bahwa Mugabe telah menyetujui penggantinya. Tehran Times mengatakan, tiran itu telah menandatangani "kesepakatan" untuk menyerahkan kekuasaan kepada Mnangagwa (65), yang membantu mengatur perlawanan terhadap Inggris pada tahun 1970-an.

Mantan kepala intelijen Zimbabwe itu juga secara luas dipersalahkan atas kebrutalan yang terjadi menyusul pemilihan presiden pada 2008 setelah saingan Mugabe, Morgan Tsvangirai, segera memimpin dalam pemungutan suara. Dia juga diduga telah memainkan peran utama dalam aksi kekerasan terhadap partai oposisi Zapu pada tahun 1980 yang menewaskan ribuan warga sipil.

Senin malam, tidak ada komentar tentang kesehatan Mugabe, baik dari keluarganya maupun dari Pemerintah Zimbabwe. Para pembantu Mugabe membantah adanya keadaan darurat medis. Sebaliknya, mereka mengaku bahwa Mugabe tengah menikmati libur Paskah di Asia bersama keluarganya.

Namun, Wakil Presiden Zimbabwe Joice Mujuru dilaporkan telah memperpendek perjalanannya ke Asia untuk kembali ke rumah dan mempersiapkan kemungkinan kematian Mugabe. Tiran itu diketahui telah melakukan perjalanan ke Singapura delapan kali tahun lalu untuk perawatan medis. Sebuah kawat diplomatik yang dirilis tahun lalu oleh Wikileaks mengatakan, Mugabe didiagnosis mengidap kanker prostat tahun 2008 dan harapan hidupnya tinggal lima tahun karena penyakit itu telah menyebar.

Mugabe dipuji sebagai pahlawan oleh banyak orang Afrika ketika mulai berkuasa 32 tahun yang lalu. Zimbabwe pun dipandang sebagai model keberhasilan transisi dari pemerintahan kulit putih ke kulit hitam. Namun, nasib bangsa telah jatuh bersama-sama dengan reputasi Mugabe. Dia sekarang dianggap sebagai salah satu pelaku kejahatan hak asasi manusia di dunia. Dia dituduh telah membunuh ribuan warganya dan secara brutal menghancurkan semua oposisi terhadap pemerintahannya. Kebijakan-kebijakannya juga telah disalahkan dalam menjerumuskan Zimbabwe ke dalam kebangkrutan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau