Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andra Alodita: Dunia Di Balik Panggung Mode

Kompas.com - 01/05/2012, 09:41 WIB

KOMPAS.com - Sosok Andra Alodita (25) lebih mirip fotomodel.

”Ha-ha-ha, pernah, sih, beberapa kali jadi fotomodel, tetapi saya lebih suka di belakang layar. Saya lebih suka dikenal orang karena karya-karya saya,” kata Andra.

Kami bertemu Andra di rumahnya, di kawasan Pondok Indah, Jakarta, pada pekan pertama April lalu. Sepanjang pertemuan, wajah dan pembawaannya selalu segar, termasuk ketika kami memintanya difoto di luar rumah di siang yang panas.

Gayanya santai dengan blus longgar, rok pendek, dan sandal. Saat berbincang, sesekali dia menyibakkan rambut tebalnya sepanjang bahu, seperti model iklan sampo.

Andra adalah seorang fotografer lepas (freelancer) yang banyak mengabadikan momen di dunia mode. Namun, jangan membayangkan hasil jepretannya adalah foto para peragawati yang tengah berjalan di atas panggung. Andra lebih suka memotret berbagai kejadian di belakang panggung, sebelum dan ketika peragaan busana berlangsung. Ia mulai memotret peristiwa di belakang panggung itu ketika bertugas memotret di peragaan busana karya Biyan Wanaatmadja tahun 2010.

Lihat saja foto-foto karyanya yang dipajang di blog pribadinya alodita.blogspot.com. Sebagian besar adalah foto ketika peragawati tengah bersiap sebelum pergelaran atau ketika para model bersiap untuk sesi pemotretan.

Dalam foto untuk peragaan karya desainer Biyan Wanaatmadja, Andra menangkap momen saat para model yang telah mendapat riasan wajah duduk di lantai. Masa-masa menunggu untuk tampil di atas panggung mereka pergunakan untuk bermain telepon genggam atau berbagi cerita dengan yang lain.

”Di belakang panggung, saya bisa melihat banyak hal. Saya melihat bagaimana rumitnya menyiapkan acara yang tidak diketahui para tamu. Kalau saya memotret di depan panggung, saya hanya akan mendapat gambar ketika model berjalan manis memperagakan busana,” tutur Andra.

Sulung dari tiga bersaudara ini lantas bercerita tentang banyak hal yang membuatnya menikmati memotret di belakang panggung. Banyak drama, sekaligus sebagai realitas, dari dunia mode.

Andra bisa melihat hiruk-pikuk ketika desainer, penata rias, dan staf lainnya sibuk menyiapkan model agar tampil sempurna. ”Mereka bisa sampai teriak-teriak karena semuanya harus dilakukan dengan cepat, apalagi saat ganti baju. Saya juga pernah melihat para model tidur di belakang panggung, membawa sleeping bag sendiri kalau harus mengisi beberapa peragaan,” tuturnya.

Tak hanya peragaan busana di Indonesia, Andra juga pernah memotret di Singapore Fashion Week 2011, pun dalam momen di belakang panggung.

”Mungkin karena itu saya dilabeli fotografer fashion. Padahal, saya juga suka memotret yang lain, tetapi memang dari kecil saya suka melihat-lihat majalah mode. Saya suka membayangkan jadi model yang ada di majalah itu, ha-ha-ha,” katanya.

Otodidak
Memiliki banyak teman yang bekerja di media massa mempermudah Andra menjalin kerja sama. Fotonya bisa menembus berbagai majalah mode meski Andra tetap memilih sebagai fotografer lepas.

Andra juga punya klien perancang mode. Meski demikian, gadis yang juga suka memotret momen pernikahan ini tak pernah belajar fotografi secara formal. Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan ini belajar sendiri memotret, dimulai dengan menggunakan kamera film. Namun, hasratnya pada fotografi bisa jadi menular dari ibunya yang di masa mudanya juga hobi memotret.

Ia mulai menyukai fotografi sewaktu SMA. Saat itu, fotografi menjadi media untuk ber-curhat. Maklumlah, ia mengaku sulit mengekspresikan diri dengan kata-kata.

”Dulu, kalau naksir cowok, saya ekspresikan dengan cara memotret dia, ha-ha-ha.... Selain itu, setiap kali sedih atau senang, saya juga mengekspresikannya dengan memotret. Hasil fotonya akan berbeda-beda, tergantung mood,” katanya.

Sentuhan perasaan itulah yang bisa jadi merupakan akar dari ciri khas hasil jepretan Andra. Foto-fotonya tak hanya menjadi sebuah karya seni, tetapi juga punya ”emosi” personal si fotografernya. Melihat-lihat foto Andra di blognya bagaikan melihat sebuah buku harian.

Belajar memotret secara otodidak dan selalu memberikan segenap hatinya ketika memotret membuat Andra tak ragu menyebut fotografi sebagai bagian hidupnya.

Perempuan dan passion
Soal pacar, Andra telah bertemu dengan tambatan hati yang akan menikahinya bulan Juni mendatang. Namun, coba tanyakan, apa yang membuat hidupnya sangat berarti? Jawabannya, fotografi.

”Saya pernah membaca buku tentang passion. Di situ dijelaskan, kalau kita tidak bisa hidup tanpa sesuatu yang biasa dilakukan, berarti itulah passion kita. Saya mencoba menjabarkan hal tersebut, ternyata larinya tetap ke foto,” kata Andra.

Andra saat ini punya kegemaran memotret perempuan. Katanya, banyak sisi yang bisa diulik dari seorang perempuan. Ada sisi feminin, ada pula sisi maskulin.

Di mata Andra, perempuan adalah makhluk yang memiliki karakter kuat, mandiri, dan punya pandangan hidup. Melalui kamera, ia mengungkap keindahan itu.

”Pada dasarnya semua perempuan itu cantik, bukan hanya dalam arti fisik. Jadi, kalaupun ada perempuan cantik, tetapi fotonya jelek, perempuan itu mungkin tidak punya rasa percaya diri. Sebagai fotografer, saya harus bisa membuatnya nyaman,” tutur Andra.

(Yulia Sapthiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com