Namun, kini, dongeng semakin mengering dan menguap dalam kebudayaan yang didominasi budaya audiovisual. Anak-anak kita semakin jauh dari dongeng karena para orangtua tak lagi ”sempat” mendongeng atau tidak memiliki
Dongeng yang berpotensi membuka ruang nilai dan ruang imajinasi kini telah menjadi artefak yang terlempar ke gudang lapuk sejarah.
Dengan dongeng yang membebaskan, kita berharap anak-anak Indonesia tidak menjadi mesin atau makhluk konsumen! Sekurangnya membuat mesin-mesin teknologis masa kini juga memiliki kapabilitas mendongeng.