Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2012, 09:19 WIB

Mereka juga saling mengingatkan dalam mengelola uang. Penghasilan seorang model memang cukup menggiurkan. Rumah, mobil, barang bermerek, semua dalam jangkauan. Namun, keduanya sadar panjang karier seorang model ada batasnya. Wajah baru akan muncul setiap waktu.

Rina yang mengaku senang berbelanja berupaya menyisihkan 30 persen penghasilannya untuk tabungan. ”Dulu saya doyan belanja, apalagi kalau melihat jadwal pekerjaan yang masih penuh sampai berbulan-bulan ke depan. Tapi, sekarang saya lebih memilih belanja produk yang tahan lama sehingga bisa menabung,” katanya.

Rini mengaku lebih irit. ”Saya juga lebih suka menghabiskan waktu di rumah. Jadi hidup saya lebih irit meskipun saya harus membayar semua pengeluaran sendiri, dari bayar sewa rumah sampai makan sehari-hari,” kata Rini.

Transisi
Rini mengakhiri masa lajang pada 2008 dan saat ini memasuki usia kehamilan tiga bulan. Ia harus bersiap-siap mengurangi kesibukan, mengikuti selera makan yang terus bertambah, dan beradaptasi dengan bentuk badan yang semakin membesar.

”Saya masih kaget-kaget melihat badan yang terus melar. Selama ini, saya dituntut menjaga bentuk badan, makan pun harus diatur,” kata Rini.

Bagi Rina yang masih lajang, pernikahan dan kehamilan kakaknya adalah hal baru yang membutuhkan penyesuaian. ”Ketika kakak menikah dulu, saya sedih. Saya berpikir apakah kami masih bisa bersama-sama seperti dulu? Sekarang ketika Rini hamil, saya juga bertanya-tanya apakah saya nanti bisa menganggap anaknya seperti anak sendiri?”

Untunglah suami Rini penuh pengertian. Mereka masih sering jalan bersama. Bahkan, Rina juga sering menginap di rumah kakaknya. Jika tak ada aral melintang, Rina akan menikah tahun depan. ”Saya membayangkan kami membesarkan anak bersama-sama,” kata Rina sambil tertawa.

Mereka juga sudah memikirkan masa depan untuk membangun bisnis bersama. Untuk itu, mereka sudah menimbang-nimbang kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Jika Rini adalah penggagas, Rina adalah eksekutor. Jika Rini lebih memilih urusan kreatif, Rina adalah pembuka jaringan, temannya ada di mana-mana. Rini sangat hati-hati dalam membuat keputusan, enggan mengambil risiko. Rina? ”Saya ini suka bisnis, darah saya darah orang Padang, kurang apa lagi?” kata Rina bersemangat.

Pigura ayah
Sebagai anak kedua-ketiga dari enam bersaudara yang semuanya perempuan, Rina dan Rini dididik dengan ketat oleh kedua orangtuanya, khususnya oleh sang ayah. Mereka, misalnya, diminta tidak keluar rumah selepas maghrib. Pergi dan pulang sekolah pun sebisa mungkin diantar-jemput sang ayah.

”Ayah kami keras, jangankan datang, cowok yang berani menelepon ke rumah saja pasti akan kapok,” kata Rina.

Sejak kecil, Rini dan Rina sudah menyukai berlenggak-lenggok di panggung, menjadi model di tingkat sekolah sampai daerah. Namun, keduanya tak berani memberi tahu kegiatan itu kepada sang ayah.

Sampai suatu saat, sang ayah secara tidak sengaja melihat isi lemari anaknya. Di situ disimpan sejumlah piala hasil kemenangan Rini dan Rina pada sejumlah acara peragaan.

”Akhirnya, Papa mengizinkan kami untuk mengikuti perlombaan Uni dan Uda, perlombaan yang mirip Abang-None di Jakarta,” ujar Rini.

Ketika Rini memperoleh beasiswa modeling ke Jakarta, sang ayah sangat berat melepasnya. ”Papa baru bisa lega setelah saya bisa membuktikan bahwa saya berhasil berkarier di bidang ini,” katanya.

Kapankah itu? Ketika wajah Rini sudah banyak menghiasi halaman mode di sejumlah majalah.

”Suatu saat ketika saya pulang ke Padang, saya melihat foto saya yang ada di sebuah majalah dikasih pigura sama Papa. Papa tidak pernah bilang apa-apa. Enggak muji juga. Tapi, saya tahu Papa gembira dengan keberhasilan saya,” kata Rini.

(Myrna Ratna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com