Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2012, 09:51 WIB

KOMPAS.com - Salah satu masalah kulit yang sering kita alami adalah hiperpigmentasi, atau perubahan warna kulit pada bagian tertentu. Hiperpigmentasi ini dikenal juga sebagai pasca inflamasi yang membuat kulit berbeda warna (belang) dengan pola tak beraturan seperti noda. Penyebabnya adalah kinerja melanin (zat warna kulit) yang diproduksi berlebihan di bawah kulit. Warnanya bervariasi dari merah muda sampai coklat.

Secara umum, diketahui hiperpigmentasi ini disebabkan karena kita terlalu banyak terpapar radiasi UV A dan UV B. Namun ternyata ada beberapa hal lain yang menyebabkan terjadinya masalah kulit ini.

1. Jerawat
Penyebab paling umum dari hiperpigmentasi adalah jerawat. Saat berjerawat, tak jarang Anda akan menyentuh atau bahkan memencetnya agar cepat hilang. Alih-alih hilang, jerawat malah akan berubah menjadi radang dan kulit berubah warna. Perubahan warna akibat jerawat yang dipencet ini akan berubah menjadi agak kehitaman dan justru tidak bisa hilang dari kulit wajah Anda.

Untuk menghindari terjadinya hal ini, jauhkan tangan Anda dari wajah jika sedang berjerawat. Bersihkan wajah dengan pembersih muka dan obat jerawat yang cocok untuk jenis kulit. Sekalipun prosesnya agak lama, sebaiknya bersabarlah menunggu sampai obat jerawat tersebut menghilangkan jerawat dengan sempurna.

2. Radang kulit
Setiap orang memiliki kondisi kulit yang berbeda tergantung usia dan ras. Kondisi kulit inilah yang menyebabkan terjadi perbedaan kekuatan dan kesehatan kulit. Pada beberapa orang, kulit mereka lebih sensitif dan mudah terserang beberapa penyakit radang kulit yang berakibat pada hiperpigmentasi. Misalnya,

Psoriaris: Kulit bersisik dengan warna putih keperakan. Gejalanya ditandai dengan penebalan kulit, dengan gejala awal kemerahan dan rasa gatal yang hebat. Jika sisik ini dikelupas, akan terjadi perdarahan di bawah kulit.

Kista sebasea: Penyakit kulit ini terjadi karena muara kelenjar jerawatnya tersumbat dan tidak bisa keluar ke permukaan. Penyakit ini akan menimbulkan sebuah benjolan yang berisi cairan kolesterol.

Dermatitis atau eksim:
Ini adalah sebuah kondisi kulit yang sangat gatal. Karena gatal, penderita akan terus menggaruknya sehingga muncul ruam berwarna kemerahan, menyebabkannya lecet serta bengkak.

Jika mengalami salah satu dari gejala kondisi kulit ini, maka sebaiknya Anda tidak menggaruk kulit supaya tidak menimbulkan kerusakan lebih parah, dan bekasnya sulit hilang.

3. Kosmetik dan perawatan

Banyak kosmetik atau perawatan yang mengklaim bahwa produk mereka bisa menghilangkan hiperpigmentasi. Namun, hal ini tak seluruhnya benar karena ada beberapa jenis kosmetik dan perawatan yang justru membuat gejala atau masalah di kulit Anda semakin parah.  Beberapa pengobatan yang bisa mengakibatkan hiperpigmentasi antara lain chemical peeling, dermabrasi, cryotherapy, perawatan elektromagnetik, dan ultrasound.

Daripada menggunakan berbagai kosmetik dan perawatan kimia, lebih baik menggunakan produk perawatan kulit dengan bahan alami yang aman bagi kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com