Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2012, 21:08 WIB

KOMPAS.com – Sebuah fakta unik terungkap dari studi teranyar, saat ini jumlah perempuan yang menikahi laki-laki di bawah standar sosialnya meningkat. Maksudnya, laki-laki dengan kualitas serta tingkat pendidikan lebih rendah darinya.

Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi serta berhasil menuntaskannya. Nampaknya masa laki-laki menguasai status sosial dan tingkat pendidikan lebih tinggi sudah berakhir.

Bahkan menurut para ahli dari beberapa universitas di Barcelona, Spanyol, di banyak negara perempuan masa kini memiliki status sosial lebih tinggi dari pasangannya.

Teknisnya, sebuah hubungan di mana pihak perempuan memiliki status sosial lebih tinggi dibandingkan pasangannya disebut hypogamy. Tetapi secara populer, kondisi itu dikenal dengan istilah "marrying down".

Secara tradisional biasanya laki-laki yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Artinya dalam sebuah hubungan mereka berpendidikan lebih tinggi daripada pasangannya, punya jabatan lebih tinggi, berpenghasilan lebih besar... pendek kata karier yang lebih baik dari pasangannya.

Akan tetapi di negara-negara di daratan Eropa, Afrika Selatan, hingga negara-negara Arab seperti Yordania, perempuan lah yang lebih banyak berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi. Mereka tidak berhenti di tengah jalan untuk menikah. Saat tiba mencari pasangan, para perempuan ini berada di tingkat sarjana atau bahkan di atasnya. Sedangkan pria pilihan mereka mungkin pendidikannya tidak sejauh itu.

Para akademisi demografi dari Universitat Autònoma de Barcelona kembali melihat kembali data sensus di 56 negara hingga ke catatan tahun 1960-an. Dan di 21 negara (dari 56 negara tersebut), lebih banyak perempuan "marrying down" dibandingkan "marrying up". Fenomena ini terjadi paling tinggi di negara seperti Perancis, Slovenia, dan Mongolia.

Di negara-negara tersebut, jumlah pelajar perempuan mulai mengalahkan jumlah pelajar laki-lakinya. Banyak negara yang diperkirakan akan mengalami hal yang sama di seluruh dunia, termasuk China.

“Secara tradisional pada pasangan heteroseksual, pola yang mendominasi adalah perempuan menikahi laki-laki dengan pendidikan yang lebih tinggi, dan di mana ada perbedaan jender yang penting,” jelas Albert Esteve, salah satu peneliti. “Beberapa tahun belakangan ini, kemudahan akses pendidikan bagi perempuan telah mengubah model pola hubungan tersebut,” lanjutnya.

Ia pun menambahkan, “Orang bisa saja beranggapan bahwa persamaan kesempatan mengenyam pendidikan lebih tinggi bagi perempuan menyebabkan jumlah perempuan lajang meningkat. Namun, ternyata banyak pasangan yang mampu beradaptasi cukup baik terhadap perubahan struktural ini." Hal ini juga dapat mengubah peran jender tradisional di mana suami sebagai pencari nafkah, sedangkan istri hanya mengurus rumah dan anak.

Albert mengatakan bahwa sudah saatnya fokus untuk mempelajari hypogamy lebih dalam. “Sebaiknya tidak hanya dilihat dari aspek pendidikan, tetapi juga dari aspek perempuan sebagai pencari nafkah utama.”

Apakah fenomena ini juga akan melanda Indonesia? Saat ini saja di bangku kuliah jumlah mahasiswi tak lebih sedikit dari mahasiswa, dengan tingkat kelulusan yang juga lebih tinggi. Benarkah pendidikan tinggi juga menambah jumlah perempuan lajang di Indonesia? Atau apakah perempuan berpendidikan tinggi bersedia menikah dengan pria dengan pendidikan yang lebih rendah? Entahlah, belum ada penelitian mengenai hal itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com