Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2012, 16:36 WIB

KOMPAS.com - Kalau ada orang yang paling dicari dalam event-event musik yang digelar oleh PT HM Sampoerna, itulah Livia Yosetya. Sebagai Brand Manager A Mild,  ialah yang terlibat dalam segala persiapan teknis maupun nonteknis dalam penyelenggaraan event, dari merancang program hingga memastikan bahwa event telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga, boleh dibilang, dialah yang tahu segalanya mengenai event tersebut.

Phia, begitu sapaan perempuan 36 tahun ini, sempat terkaget-kaget ketika pertama kali memangku jabatan barunya pada Oktober 2010. Sebagai brand manager, ia memang harus memastikan kualitas dan keberhasilan strategi pemasaran dalam membentuk image brand tersebut. Namun Phia tak menyangka bahwa tugas-tugasnya begitu banyak.

"Saya nggak punya exposure apa-apa ke brand. Pertama kali pegang segala sesuatu, aduh... banyak bener kerjaannya," katanya sambil tertawa berderai-derai, usai bersantap siang di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, beberapa waktu lalu. Maklum, saat menerima jabatan tersebut Phia baru saja pulang dari short term assignment sebagai Trade Program & Communication Manager selama setahun di Korea. 

Namun, perempuan humoris ini mencoba menjalani semua tugasnya tanpa beban. Terus belajar adalah bentuk tanggung jawabnya setelah menerima posisi tersebut. Selain itu juga berani menerima tantangan yang diberikan oleh atasannya.

"Orang itu harus mau belajar, mau beradaptasi dengan sekelilingnya, mau mendengarkan orang lain. Nggak cuma mendengarkan bos, bahkan dari office boy pun kita bisa memelajari sesuatu. Sebagai brand manager saya harus fleksibel, harus bisa masuk ke mana saja," ujar Phia, sambil menambahkan bahwa kepribadiannya yang people person membuatnya mudah dan cepat belajar dari orang lain.

Dua tahun menjalani posisi ini, kini Phia mengaku menikmati setiap aspek dari pekerjaannya. "Saya cukup passionate terhadap tantangan yang diberikan, dan sebisa mungkin memenuhi semua target. Saya senang berada di lingkungan yang mendukung, dan berusaha agar lingkungan kerja saya juga saling support."

Perempuan yang mengawali kariernya sebagai sekretaris ini sangat menghargai kerja timnya, karena dengan tim masing-masing bisa saling memikirkan solusi terbaik untuk program yang dijalankan. "Everything is team effort," serunya. "Serunya karena kami bekerja sebagai tim, dan semua anggota tim bisa diandalkan. Senang melihat mereka bekerja dengan porsi masing-masing, bisa brainstorming, bisa songong dikit sama artis-artis.... Hahaha...."

A Mild Live Soundrenaline yang baru berlangsung di Lapangan Sunburst, BSD City, bulan lalu, juga tak lepas dari tanggungjawabnya. Namun kali ini Phia belajar bahwa ia harus rela mendelegasikan semua tugas di lapangan kepada timnya. Soalnya, setelah mempersiapkan rangkaian event Soundrenaline sejak awal tahun, tepat setelah event siap bergulir ia dinyatakan hamil. Akibatnya, ia harus membatalkan semua keterlibatannya dalam kegiatan yang berlangsung di luar kota.

"Oleh dokter saya nggak boleh terbang sama sekali pada tiga bulan pertama. Awalnya dokter bilang nggak boleh naik pesawat selama 12 minggu pertama, tapi lalu diganti jadi 15 minggu," kata Phia, yang kehamilannya kini memasuki bulan kelima.

Akhirnya, untuk empat event yang berlangsung di Palembang, Surabaya, Makassar, dan Medan, Phia cuma memonitor dari kantor dan rumah. Pada hari H-nya, ia berjaga hingga pukul 03.00 dini hari sampai timnya mengabarkan bahwa event telah berjalan dengan lancar.

Baru pada gelaran Soundrenaline di BSD City, Phia bisa kembali terlibat penuh. Untunglah, trimester pertama telah dilalui, sehingga ia lebih leluasa beraktivitas. Termasuk, memanjat ke area speaker system untuk mengamati jalannya acara dari segala sisi. Inilah kebiasaan Phia yang tak bisa dilewatkan, sebelum sebuah pagelaran musik berakhir. Karena dari situ ia mampu melihat apakah semuanya berjalan dengan benar.

"Kalau melihat event berjalan sesuai dengan yang kita mau, dan kayaknya semua orang memuji, luar biasa senangnya," tuturnya.

LIVIA1

Ajarkan anak mandiri
Sama seperti perempuan pada umumnya, menyeimbangkan karier dan peran sebagai ibu menjadi tantangan terbesarnya saat menjalani jabatan ini. Sebagai brand manager, lulusan program studi Public Relations dari The London School of Public Relations Jakarta ini harus sering keluar kota. Ketika rata-rata orang kantoran beristirahat saat akhir pekan, Phia justru harus bekerja.

Agar tetap bisa dekat dengan putranya, Joshua (7), Phia kerap mengajak si kecil mengikuti business trip-nya. Jika ia sedang menggelar jumpa pers berkaitan dengan event, Joshua bisa asyik sendiri berenang di kolam renang hotel.

Meskipun sering kehilangan waktu bersama anak, Phia tak ingin selalu memanjakan anak. Ia mengaku tetap berusaha mengajarkan sikap disiplin. Misalnya, ia tidak membekali anak dengan ponsel. Si kecil boleh bermain game di iPad, namun hanya saat weekend. Nonton TV hanya boleh di saluran anak-anak, dan itu pun diberi batasan waktu. Lalu, apa reward-nya untuk si kecil karena sering melewatkan waktu bersama?

"Dulu saya kurang setuju dengan orang yang selalu memberikan reward untuk anak. Tapi kalau sudah bekerja sepanjang waktu seperti ini, kasihan juga ya kalau nggak ada reward untuk anak. Jadi, kalau saat weekend saya nggak keluar kota, waktu saya full untuk dia. Weekend kali ini buat kamu, if mommy has to go, let's make it up something. Kalau Josh liburan sekolah, saya cuti seminggu," kata Phia, yang gemar meluangkan waktu untuk berenang bersama putranya.

Kehamilannya yang kedua ini pun boleh dibilang merupakan "reward" untuk Joshua. Awalnya, si sulung ini tak menginginkan adik. Namun ketika mulai duduk di bangku SD, Joshua melihat bahwa teman-temannya kebanyakan mempunyai kakak atau adik. Saat itulah Joshua meminta diberi adik. Lucunya, ketika akhirnya mengabarkan kehamilan, Phia tidak menerima "sambutan hangat" dari putra sulungnya.

Tawa Phia kembali berderai ketika mengisahkan pembicaraannya dengan sang anak.

"Anak saya itu memang agak unik. Saya bilang, 'Josh, I'm going to have a baby'. 'OK', katanya. 'Are you happy?' 'I'm happy if you're happy'. 'You want a boy or a girl?' 'What do you want?' Hahaha.... Mungkin dia pikir, 'Ya terserah elo lah, lo yg hamil....'"

Beruntung, kehamilan Phia tergolong tidak terlalu merepotkan. Ia hanya merasa lebih cepat lelah, tidak seperti kehamilannya yang pertama. Selain itu, periode mual-muntah sudah berlalu sehingga ia sudah lebih mampu menelan makanan. Kegemarannya pada makanan khas Indonesia, terutama sayuran, cukup menguntungkan karena Phia tidak terjebak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak.

Ia bahkan menginstal aplikasi yang mengatur pola makan ibu hamil di smartphone-nya. Dari situ ia jadi tahu bahwa protein dan sayuran sebenarnya lebih dibutuhkan daripada karbohidrat. "Cemilan saya mangga segar, juga ubi rebus, wortel rebus. Sekarang saya juga dipaksa minum susu, padahal pada dasarnya saya nggak doyan susu," tutur penggemar gado-gado dan ketoprak ini.

Demikianlah Phia, yang selalu berusaha memberikan yang terbaik apapun perannya sebagai perempuan. Cekatan dan gesit di lapangan tidak mengurangi feminitasnya sebagai perempuan. Bahkan mungkin sebaliknya, kekuatannya sebagai perempuanlah yang membuatnya selalu tertantang untuk melakukan tugas-tugasnya di kantor. Phia selalu bergairah dengan semua tantangan tersebut....

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com