Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Kaya Belum Tentu Bahagia

Kompas.com - 23/12/2012, 03:05 WIB

Nilai budaya

Dominasi negara-negara Amerika Latin pada daftar 10 besar diduga kuat terkait dengan nilai-nilai dasar budaya masyarakat kawasan itu.

Masyarakat Amerika Latin dikenal fokus pada hal-hal positif yang mendatangkan kebahagiaan, seperti teman-teman, keluarga, dan kegiatan keagamaan, meski kehidupan sehari-hari mereka susah dan kadang penuh bahaya.

  Carlos Martinez, warga Panama City, mengaku tingkat kriminalitas dan kemacetan lalu lintas di kotanya meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Dia tidak senang melihat semua itu, tetapi dia mengaku bahagia dengan keluarganya.

”Orang Karibia seperti kami ini suka perayaan, suka makan enak, dan hidup seenak mungkin. Banyak peluang di sini, Anda hanya perlu berkorban sedikit,” papar Martinez, yang bekerja sebagai pekerja bangunan di Panama City.

Faktor keluarga juga menjadi pemicu kebahagiaan bagi Felicio Sayat (35), petugas satpam di Manila, Filipina. ”Berkumpul dengan keluarga sudah membuat saya bahagia. Kami bersenang-senang bersama, berdoa bersama. Selama kami semua sehat, saya bahagia,” tuturnya.

Sebaliknya, hidup yang dituntut serba sempurna di Singapura justru membuat orang merasa kurang bahagia.

”Ada banyak tekanan untuk tampil sesuai harapan (orang lain) dan mematuhi semua norma yang berlaku di sini, sampai-sampai itu mengesampingkan kebahagiaan pribadi,” tutur Fung Yeewai (25), seorang guru paruh waktu di Singapura.

Menurut Fung, mayoritas anak didiknya sangat fokus dan menghabiskan waktu sangat panjang di sekolah. ”Sebagai guru, saya tentunya menginginkan yang terbaik bagi mereka, tetapi saya juga merasa mereka telah kehilangan masa kanak-kanak mereka,” ujar Fung.

   Richard Low (33), pebisnis sukses di Singapura, mengeluhkan tak imbangnya proporsi antara mengejar karier dan menikmati hidup. ”Kami di sini bekerja seperti anjing dan dibayar rendah. Hampir tak ada waktu untuk berlibur atau sekadar santai karena Anda harus selalu berpikir ke depan: kapan tenggat dan jadwal rapat mendatang?” tandasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com