Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Kaya Belum Tentu Bahagia

Kompas.com - 23/12/2012, 03:05 WIB

Jadi alasan

Para pengkritik jajak pendapat itu menyebut risiko bahaya menilai sebuah negara dari persepsi positif warganya saja. Salah-salah, hal itu bisa dijadikan pemerintah negara yang bersangkutan sebagai alasan untuk tak membuat perbaikan dalam taraf kehidupan riil rakyatnya.

Eduardo Lora, mantan ekonom kepala di Inter-American Development Bank, juga memperingatkan adanya bias kultural dalam survei semacam ini. Masyarakat Amerika Latin, kata Lora, cenderung menjawab semua pertanyaan secara positif, termasuk yang diajukan dalam survei Gallup ini.

Meski demikian, pihak Gallup menyebut, faktor bias kultural itu sudah diperhitungkan, dan orang- orang yang skeptis dengan hasil jajak pendapat ini tak bisa meremehkan begitu saja ekspresi emosi positif para responden.

”Ekspresi mereka itu adalah realitas, dan itulah yang kami coba kuantifikasi,” kata Jon Clifton, salah satu peneliti di Gallup.

Faktanya, beberapa negara maju kini mulai menerapkan acuan baru untuk menera keberhasilan pemerintah menyejahterakan rakyatnya. Mereka menerapkan apa yang dinamakan ”ekonomi kebahagiaan” (happiness economics), yang menambahkan faktor persepsi masyarakat di luar sejumlah standar kuantitatif selama ini, seperti usia harapan hidup, pendapatan per kapita, dan tingkat kelulusan sekolah.

Perdana Menteri Inggris David Cameron, misalnya, meluncurkan program kesejahteraan rakyat yang melibatkan survei terhadap 200.000 rakyat Inggris. Salah satu pertanyaan dalam survei itu adalah ”Seberapa puaskah Anda dengan hidup Anda saat ini?”.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang beranggotakan 34 negara paling maju di dunia, baru-baru ini menerapkan Indeks Kehidupan yang Lebih Baik (Better Life Index). Indeks itu memperbandingkan negara-negara berdasarkan kualitas hidup warganya, di luar patokan-patokan kesejahteraan materi yang selama ini dipakai.

Kembali ke hasil jajak pendapat Gallup itu, Indonesia berada di urutan ke-19 dari 148 negara. Orang Indonesia dinilai lebih bahagia daripada orang Selandia Baru (urutan ke-21), AS (33), dan Jepang (59).

   Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda merasa bahagia hidup di negeri ini...? (AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com