Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2014, 13:55 WIB

”Hampir 90 persen hidup saya adalah untuk bekerja. Semakin tua jangan banyak nganggur, nanti pikun,” kata Airyn.

Kualitas berlian

Setiap hari bekerja dari pagi hingga malam, Airyn menjadi makin memahami berlian. Dari tambang-tambang di Afrika Selatan, batu mulia itu dipotong di Belgia. Setelah pemotongan (cutting) dengan laser, sinar berlian menjadi makin cemerlang.

Semakin baik kualitas berlian, semakin indah berkilau. Standar sinar berlian pun dipatok dari ukuran D hingga Z. Kualitas sinar D adalah yang termahal dengan warna paling cemerlang. Bagi kolektor berlian kualitas tinggi, sinar berwarna merah muda atau biru menjadi incaran yang dihargai ratusan hingga miliaran rupiah.

Tak hanya sinarnya, ukuran, karat, cutting, dan kejernihan juga menjadi patokan tingginya harga. Satu karat berlian setara dengan 0,2 gram emas. Harga berlian yang sudah dipatok secara internasional tak berbanding lurus dengan ukuran karat tersebut.

Dengan pemotongan yang baik, berlian menjadi makin berkilau. Idealnya berlian digosok di 57 sisinya secara proporsional. Setiap berlian dibangun dari individu utuh yang unik.

”Orang Jawa suka bilang, berlianmu ada andeng-andengnya. Tahi lalat itu adalah kristal hitam atau putih dalam berlian sehingga kejernihannya berkurang. Semakin enggak ada kotoran semakin mahal,” tutur Airyn.

Dengan tingkat kekerasan mencapai angka 10, berlian menjadi batu mulia paling keras dan tak mudah berubah bentuk. Berlian tak akan mudah tergores kecuali jika bersinggungan dengan berlian lain. Karakteristik berlian yang unik itu pula yang membuat banyak orang kepincut.

”Waktu saya memakai berlian, rasanya beda. Sinarnya beda. Prestise berlian itu memang ada. Makanya, kadang pemakai berlian bisa ketagihan,” ujar Airyn.

Coba siapa yang tidak terpikat oleh kemilau cahaya Airyn, eh, berlian....  (KOMPAS/Mawar Kusuma)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com