"Artinya, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal dan setiap 6 menit 1 bayi Indonesia meninggal kerena tidak memperoleh air susu dari ibunya pada satu jam pertama kelahiran," ujar Mia Sutanto, pendiri Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).
Fakta lain membuktikan, bahwa pemberian ASI eksklusif dapat mencegah 13 persen kematian balita. Demikian juga dengan inisiasi menyusui dini, menurut Mia, dapat menyelamatkan 22 persen kematian bayi baru lahir.
Sayangnya, berdasarkan data World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) pada 2012 lalu, hanya 27,5 persen ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI eksklusif. Berdasarkan catatan itu Indonesia berada di peringkat 49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif.
Mia menjelaskan, selain minimnya edukasi, perhatian dari lingkungan terdekat adalah hal paling utama dibutuhkan oleh para ibu menyusui.
Menurut dia, peran suami dalam pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu pengaruh. Suami juga perlu ikut belajar mengenai pentingnya ASI.
"Sudah ada beberapa penelitian menunjukkan kalau suami mendukung istrinya memberikan ASI, maka angka keberhasilannya hampir 100 persen. Tapi, kalau tidak, hanya sekitar 30 persen," tambahnya.
Permasalahan kedua adalah kesibukan. Tidak adanya waktu biasanya menjadi kendala bagi wanita karier yang kebetulan juga menjadi ibu menyusui. Inilah tantangannya. Di situlah AIMI biasanya memberikan edukasi dan dukungan bahwa para ibu yang juga wanita karier tetap dapat memberikan ASI eksklusif.
Dengan misi memberikan edukasi dan dukungan untuk meningkatkan jumlah para ibu menyusui, sejak dibentuk pada 2007 AIMI mulai mengkampanyekan pentingnya ASI untuk bayi hingga usia dua tahun. Bahkan, demi gerakan sosialnya itu, Mia rela meninggalkan profesinya sebagai pengacara dan turut menggalakkan serta mengajak para ibu sadar akan pentingnya ASI.
Mia, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum AIMI, mengerti betul permasalahan para ibu yang tak sempat memberikan ASI eksklusif. Permasalahannya cenderung sama, kurangnya edukasi dan juga dukungan terhadap ibu menyusui.
"Saat ini dukungan untuk ibu yang memberikan ASI kepada bayinya dirasa kurang, baik itu perhatian dan dukungan pemerintah, masyarakat umum, maupun instansi swasta," kata Mia.
Mia mengakui, saran-saran dan dukungan tersebut mungkin hal sepele. Tapi, justeru dukungan itulah dibutuhkan para ibu menyusui. Inilah yang AIMI lakukan sebagai dukungan pemberian ASI eksklusif.
Saat ini, AIMI sudah memiliki ribuan anggota yang tersebar di 11 provinsi. Walaupun begitu, kampanye akan pentingnya ASI ek
sklusif dan dukungan pada ibu menyusui harus terus diupayakan.Rasanya, tak mungkin membiarkan AIMI beraksi sendiri memberikan edukasi, pendampingan, dan advokasi untuk meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif bagi kaum ibu. Semua yang telah dilakukan AIMI merupakan upaya mendasar bagi peningkatan kualitas kesehatan dan kecerdasan anak-anak Indonesia. Bagaimana dengan Anda?
GrabTaxi mendukung Mia Sutanto dalam rangka meningkatkan kesadaran para ibu akan pentingnya ASI eksklusif untuk bayi. Dengan menggunakan promotion code "MIAAIMI" saat menggunakan GrabTaxi, Anda tak hanya akan mendapatkan potongan sebesar Rp15.000, tapi juga ikut menyumbang Rp 2.500 pada organisasi sosial tersebut.
Selain Mia, masih ada 7 perempuan lainnya yang juga ikut terlibat dalam kampanye terbaru GrabTaxi ini. Cek di sini untuk mengetahui kisah #WanitaInspiratif yang selengkapnya. Jangan lupa juga untuk menonton video mereka di sini. Ayo dukung gerakan sosial mereka!