Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2017, 12:47 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

KOMPAS.com – Lantai dasar mal Kota Kasablanka, Minggu (26/2/2017) siang, disesaki anak-anak yang datang bersama orangtuanya. Dari kejauhan pun sudah terlihat, sebagian anak menumpang kereta berkeliling arena, sementara sebagian yang lain bermain flying fox atau mewarnai. Ada apa?

Di tengah ruangan tersebut ada beberapa arena berpagar, selain sebuah panggung di bagian lain. Ada tulisan "Dunia Samudera", "Dunia Berkebun", "Dunia Langit", atau "Dunia Safari", di setiap arena berpagar.

Terlihat beberapa anak sedang mewarnai gambar ikan di arena "Dunia Samudera". Barisan meja gambar yang bisa dimuati sekitar 10 anak itu terisi penuh. Dua meja gambar lipat lepasan pun terpakai.

Setelah selesai mewarnai, anak-anak tersebut menyerahkan gambarnya kepada petugas untuk di-scan. Ternyata, gambar berwarna itu bisa muncul di layar digital dan terlihat berenang laiknya ikan sesungguhnya.

Di arena sebelah, “Dunia Berkebun”, empat anak terlihat asyik bercocok tanam. Sebagian yang lain tampak memupuk tanaman di sana. Anak-anak lain mengantre di depan layar digital untuk mempelajari proses tanaman tumbuh.

Mereka memegang empat kartu. Memakai kartu "bibit", anak-anak ini bisa memilih bibit jeruk atau apel. Tiga kartu lain adalah untuk "pupuk", "air", dan "sinar matahari".

Ketika semua kartu itu dimasukkan ke alat yang melekat dengan layar digital, di situ bakal tampil simulasi pertumbuhan tanaman. Proses tersebut mulai dari penanaman bibit, penyiraman dan pemupukan tanaman, hingga pemetikan buah.

Setelah simulasi rampung, anak-anak akan mendapati buah keluar dari mesin, sesuai pilihan bibit masing-masing. “Seru banget tadi pas aku mencet jeruk di layar, beneran ada jeruk yang keluar," seru Bagas (7 tahun) saat disapa Kompas.com.

Cahyu Cantika Amiranti Anak sedang melihat pohon jeruk berbuah di

Lain lagi keseruan di "Dunia Langit". Di sini beberapa anak bisa menaiki miniatur pesawat. Mereka juga belajar mengenal siklus terjadinya hujan dan perubahan cuaca lewat layar digital.

Adapun di "Dunia Safari", anak-anak mendapat kesempatan menjajal permainan flying fox dan engklek digital. Di sana mereka bisa menjajal kekuatan fisik dan ketangguhan mental, sembari belajar bersabar mengantre giliran.

"Aku paling suka 'Dunia Berkebun' sama 'Dunia Samudera'. (Di 'Dunia Samudera'), ikan yang aku warnain bisa kelihatan berenang beneran,” ujar Bagas riang.

Tak sekadar bermain

Keempat "dunia" tersebut adalah wahana dalam kemasan acara "Dunia Sahabat SGM Eksplor" yang berlangsung pada 24-26 Februari 2017. Sebelum di Jakarta, acara serupa sudah berlangsung juga di Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan Makassar—menjangkau sekitar 90.000 ibu dan anak.

Acara itu merupakan bagian dari kampanye “Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya” dari SGM Eksplor. Kesadaran mengenai pentingnya keterampilan sosial anak—selain kesehatan dan pertumbuhan fisik—menjadi landasan penyelenggaraan acara.

“Selain nutrisi yang baik, kami ingin orangtua juga dapat memberikan stimulasi dan edukasi yang tepat untuk mendukung Si Kecil tumbuh optimal sekaligus memiliki keterampilan sosial," ujar Senior Brand Manager SGM Eksplor, Astrid Prasetyo, mengenai program ini, Jumat (24/2/2017).

Bagi tumbuh kembang anak, keterampilan sosial sama pentingnya dengan kesehatan fisik untuk kelak mereka menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial.

"Anak tak cukup hanya pintar dan memiliki pertumbuhan fisik bagus, tetapi juga harus supel," imbuh Head of Connections SGM, Naomi Jamarro, Minggu.

Cahyu Cantika Amiranti Dua orang anak sedang menyaksikan ikan hasil warnaannya berenang di layar digital dalam acara

Menurut Naomi, melatih keterampilan sosial anak sebaiknya dimulai sedini mungkin, terutama pada rentang usia 1-6 tahun. "(Karena), melatih kecakapan ini butuh waktu dan proses," kata dia.

Permainan dan keseruan dari permainan di "Dunia Sahabat SGM Eksplor" pun sudah dirancang sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak. Materi di "Dunia Langit", misalnya, secara tak langsung mengajari anak untuk tak takut dengan hujan dan perubahan cuaca.

“Dari situ anak juga mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memiliki daya tahan tubuh yang baik,” ujar dokter spesialis gizi Dian Permatasari, salah satu pembicara seminar parenting di acara yang sama, Jumat.

Soal kebutuhan gizi pun diharapkan bisa dipahami lebih baik oleh anak lewat "Dunia Berkebun". Anak, ujar Naomi, cenderung meningkat nafsu makannya ketika tahu asal santapannya.

Memencet layar digital yang memberikan buah asli sebagai hasilnya, jadi cara untuk memancing anak menyukai buah-buahan melalui aktivitas menyenangkan.

Adapun mewarnai ikan di "Dunia Samudera" dapat pula melatih saraf motorik halus anak, selain menyisipkan pengetahuan bahwa minyak ikan mengandung Omega 3 dan DHA yang bagus buat kecerdasan.

Sejumlah orangtua pun sempat buka suara mengenai acara ini. Wuri (33), misalnya, mengatakan bahwa dia melihat buah hatinya menikmati pengalaman menanam dan berkebun.

“Selama ini, anak lebih sering main gadget di rumah. Di sini, saya lepaskan dia bermain sendiri. Ternyata, dia mau berkenalan dan bermain sama anak-anak lain,” imbuh Wuri.

Tambahan pengetahuan buat Bunda

Farida (32), ibu lain yang mendampingi buah hatinya di sana, mendapati anaknya bersemangat dan "sibuk" menjelajahi keempat "dunia". Sudah begitu, dia pun mendapatkan tambahan pengetahuan dari ahli nutrisi di booth konsultasi.

Cahyu Cantika Amiranti Sebagian anak dan orangtua yang datang bermain di

“Saya bertanya bagaimana cara meningkatkan nafsu makan anak. Saya diberi saran agar menyiapkan menu yang bervariasi. Saya juga diingatkan agar memperhatikan keseimbangan gizi di menu tersebut,” tutur Farida.

Konsultan nutrisi dan psikologi Sri Rahayu menyebutkan, para ibu kebanyakan bertanya soal berat badan ideal buat anaknya dan cara pemenuhan gizi seimbang. Pertanyaan lain yang juga muncul, lanjut dia, adalah tentang cara mengatasi kesulitan belajar dan pilihan aktivitas sosial sesuai perkembangan usia anak.

Pemahaman orangtua mengenai kecukupan gizi ini, kata Naomi, bakal berdampak bagi tumbuh kembang anak. “Jika anak memiliki tubuh fit dan pintar, mereka lebih siap untuk bersosialisasi dan percaya diri untuk bergaul,” ujar dia.

Karena itu, Naomi mengingatkan orangtua harus memastikan dulu soal pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kekebalan tubuh, dan kesehatan pencernaan anak, sebelum bicara soal keterampilan sosial.

Psikolog Anna Surti Ariani SPsi, MSiPsi, pun menyebut, kesehatan tubuh merupakan landasan penting bagi anak untuk membangun keterampilan sosial.

“Dengan tubuh sehat, anak akan lebih tahan menghadapi stres, mampu mengatur emosi, leluasa mengeksplorasi lingkungan, dan lebih mudah bergaul,” ujar Anna.

Semua keseruan acara ini bisa pula disimak melalui Fan Page Facebook "Aku Anak SGM". Kabar baiknya, acara serupa dalam skala kecil akan digelar secara berkala di berbagai kota di Indonesia.

Penasaran?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com