Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2017, 17:24 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Susu selama ini sering digunakan sebagai pertolongan pertama untuk mengobati seseorang yang keracunan. Tapi, apakah Anda tahu alasannya? Dan benarkah susu bisa dijadikan obat penawar keracunan?

Menurut Dr. dr. Ariani Dewi Widodo SpA(K), susu bukanlah obat untuk keracunan. Namun susu bisa memberi manfaat tertentu saat seseorang mengalami kondisi tersebut.

"Manfaat susu itu pertama untuk dilusi, artinya untuk pengenceran. Jadi saat seseorang keracunan, kalau kita memberikan cairan dalam jumlah besar, otomatis kadar racun jadi kecil," kata Ariani saat diskusi bersama Forum Ngobras di KalaKopi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2017).

Manfaat lain susu adalah bisa melapisi saluran cerna. Susu, kata Ariani, bisa membilas sehingga seseorang tidak mengalami penyempitan saluran cerna. Susu juga mengandung laktosa, sehingga bila dikonsumsi dalam jumlah besar, maka ia akan cepat juga dikeluarkan. Apalagi untuk orang yang tidak dapat menampung susu dalam jumlah banyak atau intoleran laktosa.

"Kalau kita minum susu banyak, perut akan merasa tidak enak lalu buang air. Itu yang kita butuhkan untuk mengeluarkan racun," kata dia.

Baca: Hal yang Harus Dilakukan Saat Keracunan Makanan

Lantas bagaimana dengan air putih? Ariani mengatakan air memiliki beberapa fungsi serupa susu seperti membilas, mendilusi serta membuat lebih encer. "Tapi enggak ada fungsi mengeluarkan dengan kecepatan tinggi," kata dia.

Meski demikian dia tetap mengingatkan bahwa susu tidak direkomendasikan untuk pengobatan keracunan. Bila memang mengalami keracunan maka disarankan untuk dibawa ke dokter. "Kalau sampai ke dokter nanti dipasang selang ke lambung, dibilas. Dikasih air banyak, disedot lagi, dikasih air banyak disedot lagi sampai racun habis," kata Ariani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com