Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Proses Siraman dalam Rangkaian Acara Pernikahan Kahiyang

Kompas.com - 07/11/2017, 12:02 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Proses siraman Kahiyang Ayu di kediaman Presiden Joko Widodo dilakukan di kediaman Presiden Joko Widodo di Jalan Kutai Utara, Sumber, Banjarsari, Solo pada Selasa (7/11/2017). Proses tersebut diawali dengan kegiatan pengajian.

Prosesi siraman dalam adat Solo, menurut Jokowi, merupakan peristiwa yang sarat nilai filosofi.

"Proses siraman itu filosofinya membersihkan, menghilangkan noda-noda yang tidak baik, baik di hati, baik di pikiran, atau yang melekat di badan pengantin. Kira-kira seperti itu," lanjut dia.

Haryani, kakak pertama Iriana Jokowi, memaparkan bahwa acara siraman yang hanya boleh dihadiri undangan itu berlangsung khidmat.

"Acaranya berlangsung sangat khidmat. Para tetua dari pihak keluarga Pak Jokowi dan Ibu iriana turut dalam prosesi terserbu, termasuk saya sendiri," ujar Haryani.

Haryani (kanan), menunjukkan souvenir dari acara siraman Kahiyang Ayu di Solo, Jawa Tengah (7/11/2017).Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini Haryani (kanan), menunjukkan souvenir dari acara siraman Kahiyang Ayu di Solo, Jawa Tengah (7/11/2017).
Selain itu Haryani menuturkan bahwa setiap orang yang turut menyirami Kahiyang dalam prosesi tersebut mendapatkan souvenir yang mengandung makna mendalam.

"Semua yang turut menyirami Kahiyang mendapat saouvenir berisi 7 buah peralatan mandi. Makna souvenir ini agar jiwa kita kembali suci dan bersih," ujarnya.

Suanto seoarang pakar Sejarah dan Budaya Jawa dari Universitas Sebelas Maret menuturkan bahwa prosesi siraman ini berfungsi untuk menyucikan jiwa sang mempelai.

"Siraman itu dilaksanakan sehari sebelum pernikahan. Ini bertujuan agar jiwa sang pengantin suci dan bersihs ebelum menapaki kehidupan baru," ujar Susanto.

Widadi, salah satu panitia dalam prosesi tersebut, menuturkan bahwa sebanyak 9 orang turut menyirami Kahiyang dalam prosesi tersebut.

"Jumlah tetua yang turut menyirami mbak Kahiyang tadi ada 9 orang, sedangkan mas Bobby ada 11 orang," ujar Widadi.

Widadi juga menambahkan bahwa jumlah tetua yang ikut memandikan mempelai harus berjumlah ganjil.

"Jumlah berapapun tidak masalah yang terpenting harus ganjil. Mungkin, dari pihak mas Bobby lebih banyak karena jumlah tetua yang dimiliki juga lebih banyak," tambah Widadi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com