Beberapa orang percaya bahwa penggunaan kata tersebut dapat menimbulkan konsekuensi yang mengkhawatirkan.
“Ini bukan hanya semantik, tapi memberi 'bahan' bagi pelaku intimidasi di dunia nyata yang tidak selalu ingin menutupi dagu hingga ke pergelangan kaki.”
"Ini benar-benar benar-benar sebuah kemunduran dan memiliki konsekuensi negatif bagi perempuan,” kata pengkritik lain.
Perempuan lain berpendapat, dia tidak memiliki masalah dengan konsep tersebut, semua persoalan hanya perkara penamaan semata.
“Mereka harus menyebutnya 'tertutup' atau semacamnya, bukan modest. Modest menyiratkan hal mengerikan tentang perempuan yang tidak berpakaian seperti itu.”
“Saya sama sekali tidak memiliki masalah dengan busana tersebut, tapi saya pikir itu harus diberi nama ulang,” kata dia.
Namun beberapa yang lain menduga, M&S memilih penamaan itu dengan alasan SEO (search engine optimization).
Dengan menggunaan penamaan yang telah dikenal, maka pencarian dalam jaringan pun akan menjadi lebih mudah ditemukan.
Namun M&S menjelaskan, busana “modest fashion” ini bukanlah koleksi baru.
“Modest fashion tidak ditargetkan kepada kelompok tertentu dan permintaan akan mode ini datang dari perempuan dengan berbagai latar belakang,” kata salah seorang Jurubicara M&S.
“Pemilihan ide busana mencerminkan permintaan pelanggan yang semakin meningkat," kata dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.