KOMPAS.com - Narsis! Kata ini tentu sudah akrab di telinga kita. Kata itu sebenarnya lekat dengan kondisi kelainan mental narsistik.
Narsistik adalah gangguan kepribadian di mana seseorang menganggap dirinya sangatlah penting dan memiliki kebutuhan untuk sangat dikagumi.
Orang semacam ini tidak hanya ekstra percaya diri, namun juga tidak menghargai 'perasaan atau ide-ide dan mengabaikan kebutuhan orang lain.
Sebutan itu muncul dari nama Dewa Yunani Narcissus. Konon, dia yang sangat jatuh cinta pada wajahnya, jatuh ke kolam saat sedang berkaca di permukaan air.
Terkait dengan gangguan mental, Narcissistic Personality Disorder (NPD) didefinisikan lebih kepada kecintaan terhadap diri sendiri.
NPD diidentifikasi dalam kondisi seseorang yang memiliki rasa egois berlebih cuma untuk kepentingan diri sendiri.
Atau, mereka memiliki hasrat mengagumi diri sendiri secara berlebihan, juga keasyikan dengan fantasi tentang tercapaikan kesuksesan dan kuasa tanpa batas.
Identifikasi itu muncul dalam rujukan American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V).
Baca juga: Di Instagram, Orang Narsis Kerap Follow Orang Narsis Lain, Benarkah?
"Orang-orang ini tidak khawatir dan juga tak memiliki pandangan lain atas apa yang mereka lakukan."
"Artinya, mereka tidak merasakan rasa bersalah atau penyesalan terhadap yang mereka lakukan," kata Psikoterapis asal Miami, Whitney Hawkins.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.