Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donasi Rambut Berikan Harapan dan Semangat bagi Pejuang Kanker

Kompas.com - 16/04/2024, 19:18 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak penderita kanker yang harus mengalami kerontokan rambut sebagai bagian dari efek samping kemoterapi.

Meskipun ini adalah hal yang umum terjadi pada proses pengobatan kanker, namun tak jarang kerontokan hingga kehilangan rambut sepenuhnya bisa memengaruhi pasien secara mental.

Berangkat dari rasa kepedulian terhadap penderita kanker, gerakan Yuk Donasi Rambut yang diinisiasi oleh seorang perempuan bernama Stephanie Indriani akhirnya berdiri.

Awalnya, Stephanie yang sudah memiliki bisnis pembuatan wig, yakni Crown Wig, pada tahun 2009 itu berkomitmen untuk mendukung para pasien kanker yang sedang menjalani proses kemoterapi.

Gerakan ini pun mulai aktif pada masa-masa awal pandemi dan terus berkembang sampai sekarang.

Baca juga: 6 Makanan yang Terbukti Dapat Mengurangi Risiko Kanker

Saat ini, Yuk Donasi Rambut telah bekerjasama dengan beberapa rumah sakit maupun yayasan kanker untuk mendonasikan rambut dalam bentuk wig bagi pasien-pasien yang terbilang kurang mampu.

"Pas pandemi itu banyak orang yang mau sumbang rambut. Karena kan pada enggak bisa potong rambut tuh," kata Stephanie saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/4/2024).

"Dari situ kami kumpulkan rambutnya untuk dijadikan wig, kemudian disalurkan ke pasien kanker melalui kenalan saya yang berada di sebuah rumah sakit di Kupang," jelas dia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Yuk Donasi Rambut CSR (@donasi_rambut)

Memberikan harapan dan semangat baru

Menurut Stephanie, pendonor rambut yang kerap menyumbangkan rambutnya sangat beragam.

Ada yang perempuan dan laki-laki yang berambut gondrong. Ada yang tua dan ada pula yang tua.

Rambut dalam bentuk wig disumbangkan juga bervariasi, tetapi mayoritas yang banyak dibagikan masih memiliki model yang lebih pendek.

"Rata-rata modelnya pendek ya. Soalnya kalau pakai wig kan agak gerah, apalagi di yayasan kanker atau rumah sakit umum biasanya ada yang tidak AC," ujar Stephanie.

Setiap bulan, ia mengatakan, bahwa kurang lebih ada 50 wig yang dibagikan, terutama bagi pasien kanker yang kurang mampu.

"Kebanyakan juga donasi ini kami berikan kepada perempuan dewasa yang menderita kanker payudara, hampir 90 persen. Jadi banyak yang dibantu itu perempuan," terangnya.

"Tentunya gerakan ini bertujuan ingin memberikan harapan dan semangat serta mengembalikan rasa percaya diri penderita kanker," jelas dia.

Tidak ada syarat khusus untuk bisa mendonasikan rambut. Stephanie mengatakan, paling tidak panjang rambut minimal 25-30 cm, dan yang terpenting rambut tidak berkutu.

Baca juga: Kulit Orang Indonesia Disebut Berisiko Rendah Terkena Kanker Kulit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com