Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/02/2018, 13:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Para investigator menemukan bahwa 90 persen kasus yang mereka berawal dari kecurigaan terhadap pasangan.

Menurut delapan mata-mata pribadi yang diwawancarai, setelah mengetahui bahwa pasangannya berselingkuh, banyak klien yang kemudian menangis. Namun setelahnya berubah menjadi tenang.

"Ini juga menjadi siksaan batin bagi mereka (klien). Mereka ingin membuktikan apakah benar pasangan mereka berselingkuh," ujar Loh.

Baca juga: Hai Lelaki, Pahamilah Apa Penyebab Wanita Selingkuh

Loh mengaku, perusahaan mereka memiliki delapan investigator, dari mantan polisi dan militer serta fresh graduate universitas dan politeknik. Bahkan, ada lamaran dari pemilik gelar pasca sarjana.

Meski begitu, pekerjaan ini sungguh tidak mudah. Sebab tak jarang mereka mendapatkan ancaman fisik. Terlebih jika mereka memata-matai terlalu dekat.

Selain itu, pekerjaan ini juga memerlukan kesabaran, karena seringkali harus menunggu dalam waktu yang lama.

"Kadang, mereka yang baru bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam dan memutuskan berhenti kerja setelah beberapa hari karena tidak tahan," kata investigator yang enggan disebut namanya.

Sebelum mengikuti sasaran, para penyelidik ini terlebih dulu mengikuti teman yang sering dikunjungi si target, termasuk kondisi lalu lintas. 

Berpergian ke luar negeri untuk mengikuti orang yang disasar pun tak jarang mereka lakukan.

"Di sana kita harus bersedia menginvestigasi di tempat-tempat yang tidak familiar dengan hati-hati dan kadang terkendala bahasa," ujarnya.

Pekerjaan mereka baru dirasa komplet jika sudah mengumpulkan foto-foto bukti perselingkuhan yang bagus dan video.

Misalnya, saat si target berpelukan, berciuman atau pun menginap di hotel dengan pasangan selingkuhnya. 

Risiko lainnya adalah terluka dan cidera dalam investigasi. Ada pula yang mengalami hal lebih serius.

Pendiri Private Eye Singapura, David Kang mengalami patah tulang panggul tahun lalu karena motornya tergelincir saat mengejar target.

"Memang ada banyak risikonya. Pekerjaan ini ada kenyataannya berbeda dengan yang ada di film-film," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com