"Kalau gue brandingnya memang sengaja rakus. Memang aslinya begitu, jadi buat tampil begitu enggak susah. Aslinya makannya memang banyak dan buru-buru. Memang enggak semua orang suka, ada komentar negatif. Tapi enggak masalah," tutur Rivan.
Mengenai keberlangsungan profesi food blogger lewat Instagram tersebut, Rivan mengaku tak bisa memprediksinya.
Ia sendiri memiliki restoran Chinese Food yang telah dijalaninya selama dua tahun. Sedangkan profesi food blogger baru digelutinya selama tujuh bulan.
"Di Instagram tujuh bulan tapi penghasilannya lebih gede Instagram," ujarnya sambil tertawa.
Menurutnya, penting pula agar seorang food blogger kreatif dalam menyiasati platform. Meski saat ini Instagram sedang naik daun, tak menutup kemungkinan terjadi sejumlah kondisi yang membuat platform tersebut tak lagi bisa digunakan.
Ia sendiri juga memanfaatkan platform YouTube untuk berbagi informasi soal street food.
"Platform kan enggak cuma Instagram. Ada blog, YouTube, misalnya. Kan juga ada Adsense," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.