Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rosso, Warung Kopi "Pasar" dengan Biji Spesial dari Kelimutu...

Kompas.com - 19/05/2018, 08:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Jarum jam menunjukkan pukul dua siang. Suasana di salah satu rumah toko di Pasar Modern BSD, Tangerang terlihat ramai.

Sekilas, tak ada yang membedakan kios itu dengan ruko-ruko di sampingnya. Hal menarik baru terlihat pada bagian dalam ruko itu. 

Pengunjung langsung disuguhkan sebuah mesin sangrai di sisi kiri, lengkap dengan cerobong asapnya.

Di dekat mesin, berjejer bungkus biji kopi yang sudah disangrai. Sedangkan di bagian bawah terdapat biji kopi yang disimpan dalam toples.

Sementara, di depan mesin sangrai terdapat coffee bar, dan para barista yang siap melayani dengan suguhan kopi beraroma dan otentik Indonesia.

Suasana itu hanya ditemui di Rosso Micro Roastery.

“Kami lebih sukai disebut warung kopi, karena lokasi di pasar dan siapa pun, bos, manajer bahkan asisten rumah tangga pun bisa bergabung di sini.”

Demikian cetus salah satu pendiri Rosso Micro Roastery, Andreas kepada Kompas.com, saat ditemui di warungnya, Rabu (17/5/2018).

Bukan tanpa alasan Andreas memilih pasar sebagai basecamp warung kopinya.

Salah satu pendiri Rosso Micro Roastery, AndreasKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Salah satu pendiri Rosso Micro Roastery, Andreas

Pria yang sudah menggeluti kopi sejak tahun 2011 itu merasa ada yang unik dari Pasar Modern BSD.

Satu kali kesempatan saat menemani sang istri ke pasar tersebut, dia melihat sembilan mobil mewah terparkir.

Dari situ Andreas berpikir, pengunjung pasar ini bukan saja asisten rumah tangga, namun semua kalangan, bahkan hingga mereka yang "petinggi".

Ia pun langsung menghubungi temannya yang sempat mengajak dia untuk berbisnis kedai kopi untuk berani membuka di lokasi tersebut.

“Awalnya dia memang heran, kedai kopi di pasar?” kata Andreas.

Dia mengajak rekannya untuk berkunjung, dan setelah itu mereka sepakat untuk berani buka kedai kopi di pasar dengan nama Rosso Micro Roastery.

Roastery


Meskipun sudah sepakat, Andreas memberikan usul untuk menambah layanan lain, roastery atau sangrai kopi.

Lagi-lagi, saran ini bukan tanpa alasan. Ini adalah salah satunya bekal ilmu roasting yang dimiliki Andreas dari mengikuti pelatihan.

Belum lagi Andreas selama ini memiliki mesin sangrai sendiri.

Berbekal kemampuan itu, mereka pun mulai memberanikan diri membuka kedai plus sangrai kopi.

Namun bukan perkara mudah untuk masuk bisnis ini, salah satunya soal mencari kekhasan dari biji kopi yang diproduksi.

Untuk sangrai, misalnya, Andreas mengakui mula-mula memakai medium to dark, sehingga tak jarang dikritik orang-orang yang paham kopi.

Andreas bersikukuh, pelanggannya saat itu tak mau terlalu asam, sehingga lebih cocok pada tipe sangrai tersebut.

Lambat laun, toko Rosso mulai mengubah menjadi medium, dan diakui pelanggan bertanya-tanya, terutama soal asam rasa asam yang muncul.

Namun Andreas mulai mengedukasi soal rasa-rasa yang muncul dari kopi arabica dengan sangrai medium.

“Memang butuh edukasi, tapi itu harus dilakukan,” ungkap Andreas.

Biji kopi Flores Kelimutu

Salah satu biji kopi yang diandalkan dari Rosso adalah biji kopi Flores Kelimutu.

Nama itu juga dibuat oleh Andreas beserta petani biji kopi tersebut yang berasal dari Flores Ende.

Menariknya, perkenalan itu sudah terjalin sejak lama dan kemudian tumbuh kembang bersama.

Mula-mulanya perwakilan petani datang ke Rosso dan bertemu Andreas dengan membawa green bean.

Setelah dikoreksi oleh Andreas dan masih terdapat beberapa defect, petani tersebut pulang lalu kembali lagi setelah sembilan bulan.

“Saya kaget, bagus ini kopinya,” ungkap Andreas.

Dia pun memutuskan untuk mengambil hampir setengah panen para petani kopi di sana.

Lambat laun, produksi mereka pun berkembang, salah satunya setelah diberikan masukan oleh Andreas dan kawan-kawan.

“Bisa dibilang ini salah satu yang spesial,” katanya.

Bukan spesial bagi Rosso, juga para petani kopi di daerah tersebut yang kian berkembang hingga saat ini.

Bebas coret-coret

Coretan di Rosso Micro RoasteryKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Coretan di Rosso Micro Roastery

Nah, selain sangrai, kedai kopi ini juga punya ciri khas lain, yakni bebas mencoret-coret dinding.

Digagas sejak Agustus 2014 lalu, kini hampir semua dinding Rosso Micro Roastery dipenuhi oleh ragam coretan.

Misalnya tulisan kalau mereka sudah pernah di sini, gambar kreatif hingga kata-kata mutiara.

Tak jarang para orangtua yang mengajak anaknya juga memberikan kebebasan untuk mencoret-coret dinding warung kopi ini.

“Dan saya pikir keunikan itu perlu,” kata Andreas.

Terjangkau

Soal rasa, Rosso Micro Roastery pun boleh diadu.

Biji-biji kopi lokal yang selalu menjadi primadona Rosso selalu membuat lidah nagih, serta pas di lambung.

Secangkir espresso on the rock red gayo, misalnya, cukup presisi dari segi rasa, terutama pada tingkat keasamannya.

Namun tak banyak makanan di sini, karena ada hanya bakpau dan beberapa makanan kecil lain.

Soal harga, untuk minuman dan makan semua di bawah Rp 50.000.

Sedangkan untuk 250 gram biji kopi dimulai dari Rp 50.000 - Rp 100.000, tergantung dari jenis robusta/arabica dan asal kopi itu.

Rasanya, harga yang dipatok terbilang enggak berat di kantong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com