Yuk, Maksimal Manfaat Mainan Lego untuk Anak

Kompas.com - 06/06/2018, 20:00 WIB

Kahfi Dirga Cahya,

Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Glori K. Wadrianto

Editor

Lihat Foto

Bangunan yang dibuat dari lego di Bricklive, Mal PIK Avenue, Jakarta Utara.(KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA)

JAKARTA, KOMPAS.com - Mainan balok susun Lego memiliki manfaat positif untuk anak. Mulai dari kecerdasan imajinasi hingga memperpanjang rentang fokus.

Namun, manfaat tersebut tak akan didapat jika orangtua abai. Berikut ini adalah tips agar orangtua dapat memaksimalkan manfaat mainan Lego bagi anak.

1. Berikan sesuai kemampuan

Penting bagi orangtua untuk memberikan mainan apa pun, termasuk Lego, sesuai dengan kemampuan anak.

Apalagi mainan Lego, menurut Andry Gosal, -salah satu anggota Komunitas Lego Indonesia, tidaklah mudah.

Baca juga: Mau Menginap di Rumah LEGO di Denmark? Ikuti Kontesnya

Jika belum pernah sama sekali mengenal dan masih dini, misalnya 1-2 tahun, disarankan untuk memberikan mainan Lego Duplo. Jenis Lego ini lebih mudah bagi anak.

"Nanti kalau sudah besar dan kemampuannya bertambah, baru bisa diberikan tipe Lego lain seperti Junior, Creator, hingga Technic yang mungkin lebih rumit," ujar Andry.

Andry mengungkapkan pandangannya itu ketika ditemui Kompas.com saat acara Bricklive, di PIK Avenue Mall Jakarta, Rabu (6/6/2018).

2. Ikuti ketertarikan anak

Lego memiliki ragam bentuk dan tema, mulai dari superhero, animasi hingga bentuk-bentuk tertentu.

Penting bagi orangtua untuk mengetahui minat dan ketertarikan anak, karena dapat berpengaruh pada pemilihan Lego.

Baca juga: Roket Saturn V Akan Menjadi Mainan LEGO Tertinggi

"Kalau anak cowok kan biasanya ketertarikan sama superhero, atau anak perempuan lebih suka boneka, nah kasih yang sesuai minatnya," ujar dia.

Sebab, menurut Andry, kesesuaian minat dan mainan Lego akan membuat anak cepat belajar dan tanggap.

3. Biarkan anak berimajinasi

Andry mengingatkan untuk membiarkan anak berimajinasi dengan mainan Lego yang dimiliki.

"Meskipun orangtua membelikan Lego bentuk mobil, misalnya, kalau dia bikin yang lain diapresiasi," kata dia.

Sikap itu merupakan salah satu langkah baik agar anak bisa mengembangkan imajinasinya.

Sebaliknya, jika orangtua merasa anak salah, bukan tak mungkin daya imajinasi anak akan padam.

Baca juga: Yuk, Main Lego Sepuasnya di Ajang Bricklive

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.