Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2018, 09:13 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar baik bagi mereka yang lahir sebagai anak sulung.

Riset terbaru menengarai anak sulung kemungkinan besar memiliki kemampuan akademik yang lebih tinggi daripada adik-adiknya.

Dilansir dari Independent, riset ini dilakukan oleh peneliti dari University of Houston, University of New South Wales, dan University of Sheffield.

Dari riset tersebut, peneliti menemukan adanya hubungan negatif yang kuat antara urutan kelahiran dan hasil kognitif anak-anak.

Para peneliti menemukan efek yang sangat besar dari urutan kelahiran ini.

Jadi, semakin banyak jumlah kakak yang kita miliki, kita cenderung memiliki kemampuan akademik yang lebih rendah.

Hasil riset membuktikan jika saudara kandung yang lebih tua cenderung lebih percaya diri dalam kecerdasan mereka.

Sementara itu, para adik cenderung lebih merasa minder dengan kemampuan akademiknya.

Periset  menemukan efek urutan kelahiran pada tes kognitif yang lebih besar ketika kemampuan matematika tidak diikut sertakan dalam pengujian.

Peneliti menduga hal ini terjadi karena peran orangtua yang begitu besar pada kemampuan membaca anak-anak.

Tapi, keterampilan matematika hanya dipelajari ketika anak-anak berada di sekolah.

Perbedaan tersebut juga terjadi sebelum anak-anak memasuki usia sekolah.

Menurut peneliti, anak-anak yang lahir pada urutan akhir memiliki kinerja yang lebih buruk pada penilaian kognitif sejak usia dini, jauh sebelum mereka memasuki usia sekolah.

Demi mendapatkan hasil yang optimal, periset meneliti 5.000 anak-anak lewat tes membaca dan menebak kosakata melalui gambar.

Penilaian dilakukan setiap dua tahun sampai semua peserta riset mencapai usia 14 tahun.

Lalu, apa yang membuat perbedaan ini terjadi?

Berdasarkan riset, kesenjangan ini bermuara pada perbedaan tingkat perhatian orangtua.

Semakin banyak saudara kandung yang dimiliki, semakin sedikit perhatian yang didapat oleh seorang anak.

Inilah yang akhirnya berimbas pada kemampuan akademik seorang anak.

Riset ini juga membuktikan para orangtua tidak bisa memberi tingkat dukungan kognitif yang sama seperti yang mereka berikan pada anak sulung.

Baca juga: Amankah Anak Lelaki Bermain dengan Pistol Mainan?

Hal ini dapat terjadi meskipun anak-anak mereka tidak memiliki 'kelainan' dalam kesehatan atau perkembangan mereka.

Anak pertama menerima lebih banyak rangsangan mental pada tahun pertama mereka lahir.

Oleh karena itu, perkembangan fungsi otak mereka lebih tinggi daripada adik-adiknya.

Periset juga menyatakan jika perilaku sang ibu selama kehamilan - seperti konsumsi alkohol, merokok dan keputusan untuk menyusui - turut memainkan peranan penting dalam perkembangan anak.

Periset menyarankan kepada orangtua agar lebih 'rileks' dalam mendidik anak-anak mereka yang lahir setelah anak sulung.

Semakin banyak anak yang dimiliki, memang sulit untuk menyeimbangkan semua tanggungjawab sebagai orangtua.

Ini juga terhadi karena keterbatasan waktu para orangtua dalam mendampingi anak-anaknya.

Riset ini membuktikan perubahan sikap dan perilaku dalam pola pengasuhan, membuat anak-anak yang lahir setelah 'si sulung' memiliki perkembangan kognitif dan prestasi akademik yang rendah.

Dampak tersebut akan tetap terasa sampai anak-anak tumbuh dewasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com