Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2018, 10:54 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Gel akan lebih sulit dilepas atau dihapus dan tahan lama. Biaya yang dikeluarkan untuk mengaplikasikannya juga akan membuat kita berupaya menghindari menggigit kuku.

Baca juga: Apa yang Ditunjukkan dari Kebiasaan Menggigit Kuku?

3. Habit reversal

Habit reversal adalah sebuah perawatan yang ditujukan untuk membantu orang-orang menghilangkan kebiasaan buruknya, seperti menggigit kuku.

Stern mencatat, habit reversal juga didukung beberapa bukti ilmiah. Salah satunya, studi pada 2011 menyebutkan bahwa habit reversal efektif untuk mengintervensi kebiasaan gigit kuku dan kebiasaan lainnya.

"Ini termasuk kepedulian terhadap aktivitas gigit kuku, mengenali tanda-tandanya dan membangun aktivitas yang mendistraksi orang tersebut dari kebiasaannya," kata Stern.

"Seperti menggunakan stress ball, fidget cube atau fidget spinner dan rubber band."

Dengan kata lain, pelajari apa yang memicu seseorang gemar menggigit kuku, kemudian lakukan hal lainnya dengan tangan ketika pemicu tersebut datang.

Sayangnya, banyak dari mereka yang gemar menggigit kuku tidak sepenuhnya sadar kecenderungan mereka menggigit kuku.

Oleh karena itu, Stren meminta pasien-pasien membuat buku harian untuk beberapa hari dengan harapan mereka mencoba memahami pola kebiasaannya, apa pemicunya, risiko, dan lingkungan.

Jika kamu memiliki kebiasaan ini, kamu juga bisa mengimplementasikan beberapa caranya. Tapi, jika kamu sudah berulang kali mencoba berhenti namun gagal. Cobalah berkonsultasi pada dokter.

4. Terapi

Ilustrasi terapicanovass Ilustrasi terapi
Seringkali, gigit kuku dilakukan karena bosan atau ada rasa kesenangan saat melakukan aktivitas tersebut.

Namun, jika ada rasa gelisah atau komponen psikologis lainnya di balik kebiasaan menggigit kuku, maka orang tersebut perlu menemui psikiater atau terapis untuk mengidentifikasi faktor stres yang dirasakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com