Analis di perusahaan riset pasar Mintel, Jonny Forsyth, memprediksi Starbucks bisa meraih sukses di Italia, menyusul kesuksesan Domino's Pizza and McDonald's.
Mintel juga melihat masyarakat muda berusia 16 hingga 35 tahun cenderung terbuka menerima minuman dengan konsep bergaya Amerika, seperti flavoured Frappuccino's dan cold brew. Dua konsep tersebut sangat jarang ditemukan di Italia.
Mantan CEO Starbucks Howard Schultz mengklaim bahwa kebiasaannya minum kopi di Milan lebih dari tiga dekade lalu menjadi salah satu latar belakangnya mendirikan Starbucks.
Hal itu membuatnya sangat menghormati Italia.
Namun, Psikolog asal Italia, Paolo Vergnani, justru mengatakan warga Italia seringkali bersikap sombong dan tidak menyukai kopi.
Ketika pergi ke luar negeri dan disajikan kopi, warga Italia akan cenderung mengatakan rasa kopi itu tidak enak.
Minum kopi adalah tradisi yang relatif masih "baru" di Italia.
Sebelum Perang Dunia Kedua, kopi adalah barang impor mewah bagi orang-orang kaya. Sementara masyarakat Italia kebanyakan hanya mengkonsumsi minuman panas yang dibuat dari gandum bakar atau chicory.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.