JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir semua daerah di Indonesia memiliki batik. Dengan perkembangan batik yang cukup pesat, maka tak aneh jika kita sering melihatnya digunakan sebagai pakaian sehari-hari.
Meski batik sudah sering dipakai sebagai pakaian sehari-hari, tak semua orang memahami arti di balik motif batik yang dikenakannya.
Padahal, hal itu seharusnya menjadi hal pertama yang dilakukan ketika seseorang mengenakan batik.
"Harus mengerti dulu motifnya. Kita itu sekarang kebiasaan melihat visualnya saja. Tapi enggak pernah mengerti tentang batik itu apa dan artinya apa."
Hal itu diungkapkan Creative Director Iwan Tirta Private Collection, Era Soekamto ketika ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Tanpa memahami motif batik yang dikenakan, tak jarang orang yang menggunakannya di tempat dan waktu yang salah.
Motif parang menjadi salah satu motif larangan di lingkungan keraton karena merupakan pakaian raja. Sehingga batik motif tersebut hanya boleh dikenakan oleh raja.
Hal itu tak lantas membuat batik motif parang bisa digunakan dimana saja ketika kita tak berada di lingkungan keraton.
Baca juga: Dari Doa, Semangat, hingga Cinta, Ini 8 Makna Batik Khas Solo-Yogya...
Menurut Era, batik motif parang juga sebaiknya tidak dikenakan ketika menghadiri acara pernikahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.