Produksi adalah salah satu tantangan berat yang dihadapi Lizzie. Karena bekerjasama dengan empat manufaktur, Lizzie dan timnya harus bersedia bolak-balik ke sana kemari untuk mengurusi stok produk BLP.
Dengan kerjasama yang dibangun dengan empat manufaktur, Lizzy dan tim BLP juga harus memastikan produk-produk yang dihasilkan punya standar yang sama.
"Standarnya harus sama, barang kalau cepat kosong gimana, gimana bikin produk baru yang belum pernah ada. Jadi (tantangan) lebih ke product development," kata Lizzie.
Seiring berkembangnya industri kecantikan, kosmetik lokal indie juga semakin bermunculan dan persaingan semakin ketat.
Lizzie sendiri tak memungkiri kemunculan banyak kompetitor dan label yang punya pergerakan lebih masif.
Namun, ia memilih fokus pada internal dan pengembangan produknya ketimbang merisaukan munculnya para pesaing.
"Dengan begitu kita akan lebih improve. Karena kompetisi terbesar adalah dengan diri sendiri, kalau memikirkan kompetisi dengan yang lain enggak akan ada habisnya," kata dara kelahiran 2 Februari 1987 itu.
Ia mengaku lebih suka merangkul sesama label kosmetik lokal lainnya untuk memajukan industri kosmetik Indonesia. Apalagi, kata dia, perkembangan industri kosmetik menjadi salah satu bidang yang difokuskan oleh Kementerian Perindustrian.
"Jadi lebih baik kita bahu membahu agar kosmetik lokal lebih baik lagi," kata Lizzie.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang