JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir semua pasangan, baik yang sudah maupun belum menikah, pernah melalui masa pendekatan atau yang populer disebut 'PDKT'.
Mungkin tak sedikit yang menganggap masa penjajakan tersebut adalah hal biasa saja. Tapi, jangan anggap sepele momentun tersebut.
Selain bisa dimanfaatkan untuk mengenal lebih dalam mengenai seseorang, jalannya hubungan kelak ternyata bisa tercermin dari pola PDKT yang dilakukan.
"Contohnya jika waktu PDKT ceweknya cenderung jual mahal, gengsi, jadi cowoknya yang harus ngejar-ngejar, traktir ini itu, biasanya akan terbawa ke relationshipnya."
Hal itu diungkapkan oleh Relationship Coach sekaligus Pendiri KelasCinta.com, Kei Savourie di sela seminar bertajuk "Relationship Blueprint" yang diselenggarakan di Grand Orchardz Kemayoran, Jakarta, Sabtu (13/10/2018
Jika kondisi tersebut terjadi pada masa PDKT yang kamu lakukan, maka kemungkinan pihak yang sejak awal bersikap gengsi kelak akan cenderung bersikap gengsi pula, jual mahal, sulit meminta maaf ketika salah, bahkan bisa tidak menghargai usaha yang dilakukan pasangannya.
Apalagi jika pasangannya tersebut menunjukkan upaya maksimal ketika masa PDKT.
Kei menegaskan pentingnya keseimbangan dalam sebuah hubungan. Sebab, ketidakseimbangan akan membawa masalah jika sudah terlanjur dibawa ke jenjang pernikahan.
Ia mencontohkan seorang laki-laki yang terlalu banyak "menginvestasikan" cintanya, seperti lewat traktiran, memberikan kado, antar-jemput, dan perlakuan spesial lainnya, sementara sang kekasih tidak melakukan hal yang sama atau bahkan terlalu menuntut.
Kondisi tersebut pada akhirnya membuat hubungan menjadi jomplang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.