Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kiat Menghadapi Pasangan yang Selalu Merasa Benar

Kompas.com, 8 Oktober 2018, 12:39 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - “Semua salahmu! Kalau kamu mengikuti kata-kataku, pasti ini nggak akan terjadi.”

Pernahkah kamu mendengar kata-kata itu dari pasangan? Apakah pasanganmu selalu mencari kambing hitam atas masalah yang terjadi?

Punya pasangan yang selalu merasa benar seperti itu tentu membuat kesal dan frustrasi. Kamu sering disudutkan dan selalu berada di pihak yang bersalah atas semua konflik yang terjadi dalam hubungan kalian. Padahal, bisa jadi kamu yang benar dan pasangan yang salah.

Sesekali mengalah sebetulnya tidak masalah demi menyelamatkan hubungan. Akan tetapi, kalau sudah berulang kali, baiknya jangan lagi tinggal diam dan segera ambil tindakan.

Tanda pasangan obsesif kompulsif (OCD)

Orang yang sering menyalahkan orang lain umumnya memiliki ego yang tinggi. Pasalnya, ia sering kali ngotot saat mengungkapkan argumennya dan berusaha meyakinkan orang lain supaya satu pemikiran dengannya.

Namun, seorang terapis bernama Karyl McBride, Ph.D., justru memberikan pandangan yang berbeda. Ia mengungkapkan kepada Men’s Health bahwa orang yang merasa selalu benar bisa jadi memiliki ego yang lemah alias rapuh. Mengapa demikian?

Saat harga dirinya terancam, ia akan kelabakan, panik, dan ingin terlihat lebih kuat dibandingkan lawannya. Akibatnya, ia cenderung menyalahkan orang lain supaya dirinya tampak lebih unggul dan tidak terlihat lemah di depan lawannya.

Baca juga: 6 Tanda Seseorang Memiliki Gangguan Obsesif Kompulsif

Hal ini juga diperkuat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Marta Krajniak dan Fairleigh Dickinson baru-baru ini. Mereka menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah cenderung mengalami gangguan kepribadian berupa kesulitan untuk meredam egonya.

Jadi singkatnya, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menutupi diri dari rasa tidak aman. Itulah sebabnya, pasangan yang selalu benar akan menekan terus-terusan supaya kamu jadi tidak percaya diri dan mengikuti semua kemauannya.

Lantas bagaimana cara menghadapi pasangan yang selalu merasa benar?

Menghadapi pasangan yang selalu merasa benar sebetulnya susah-susah gampang. Di satu sisi, kamu dapat belajar mengendalikan ego saat menghadapinya, tapi di sisi lain juga harus mampu beradu argumen tanpa terbawa emosi.

Berikut ini cara menghadapi dan berdamai dengan pasangan yang selalu merasa benar.

1. Bersikap tenang

Kunci utama dalam menghadapi pasangan yang selalu merasa benar adalah bersikap tenang. Ambil napas dalam dan embuskan perlahan. Kendalikan emosi dan reaksi sekalipun diterpa oleh berbagai tuduhan dari pasangan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau